Disini aku ga maksud sok nasehatin, sok puitis, atau lebayy. Ya, ini cuma apa yang aku rasakan. Jadi, kalian ngga punya hak untuk bilang tulisan ini alay dan semacamnya! Terimakasih.
...
Hm. Pernah ngga sih kalian merenung, udah berapa lama kalian hidup? Oke, aku yakin sebagian dari kalian jawab SERING. Sekarang, pertanyaannya dibalik. Pernah ngga sih kalian merenung, berapa LAMA LAGI kalian hidup? Gatau ya kalian jawab apa. Kalau aku pribadi SERING! Oke, mari kita renungkan sejenak. Berapa umur kalian sekarang? Itung aja 14-15 tahun (like me._.) Kita berarti udah hidup di dunia ini selama 15 tahun. Dan apakah lima belas tahun itu "kerasa"? Jawabannya jelas cuma satu: NGGAK. Coba inget-inget memori-memori kita waktu kita kecil... waktu kita belajar pake kaos kaki... belajar ngancingin baju... atau mungkin belajar ngomong R. Isn't that just feel so close with us? Terasa nyataaa banget. Dket bangetlah sama kehidupan kita yang sekarang. Sekarang pikir, umumr rata-rata orang Indonesia itu sekitar 60 tahunan. jadi, 60-15=45. ARTINYA, KITA AKAN MATI EMPAT PULUH LIMA TAHUN LAGI! Itu jika kita hitung dengan usia rata-rata orang Indonesia. Masalahnya, apa umur kita memang dipatok hingga 60 tahun? Bisa jadi lebih singkat bukan? Wallahualam. Lantas, apakah 45 tahun kedepan akan "NGGAK KERASA" juga? Tanya diri kita masing-masing.
Dalam 15 tahun (hampir) ini, aku pribadi nggak ngerasain 'efek' apapun. Padahal motto hidup aku, "beri manfaat...beri manfaat". Tapi aku justru ngerasa sama sekali belum memberi manfaat. Hidup aku (atau mungkin lebih tepatnya kita) hanya dipenuhi dengan rutinitas. Bangun-Prepare-Belajar/Ngantor-Pulang-TV-Gadget-PR-Lembur-Ujian-Tidur-Bangun-Prepare. Terus berputar dilingkaran tersebut. Bayangkan 15 tahun habis hanya untuk sebuah rutinitas seperti tadi!
Bukannya sok dewasa, sok bijak, mungkin betul kata orang masa-masa SMA adalah masa-masa mencari jati diri. Dan aku pribadi mengakui pernyataan itu. Belakangan aku jadi sering mikir KEBERARTIAN HIDUP. Entah kenapa, mungkin ini aku sadari atas seringnya aku ngomong "pengen cepet-cepet lulus, terus kuliah." gituuu terus. Aku jadi keinget, waktu SD juga pengennya cepet-cepet lulus dan masuk SMP. Pas SMP juga pengennya cepet-cepet lulus dan masuk SMA. Sekarang SMA, dan pengen cepet-cepet lulus dan kuliah. Bakal gituu terus.... Terus apa yang sebetulnya kita cari? Lulus SMA, kuliah. Dan lagi-lagi ketemu rutinitas! Kos-Kampus-Warteg-Kos. Terus nggak lama lulus. Habis lulus kerja. Rutinitas lagi! Sampe berkeluarga, rutinitas. KITA MENUA. Giliran kita yang mengantarkan anak-anak kita ke rumah tangga. Mereka lepas. Terus apa? APA? APA YANG SEBETULNYA KITA CARI?!
Bukankah sebetulnya ketika kita bilang, "Nggak sabar lagi..." atau "Pengen cepet-cepet..." itu sama aja kita bilang pengen cepet-cepet mati? Ya kan? Dari sini aku dapet banyak 'ilmu'. Mungkin manusia itu memang ngga akan lepas dari yang namanya rutinitas. Bukan kehidupan namanya kalo ngga ada rutinitas didalamnya. Layaknya Allah yang mencipatakan segala sesuatu dengan rutinitas. Bumi yang berevolusi selama setahun. Siang-malam yang emang sudah kodratnya seperti itu, dan masih banyak lagi. Dan sebetulnya manusia itu bisa membuat 'rutinitas' tadi menjadi sesuatu yang lebih berarti. How? Ibadah!
Haha, whatever with ya who say that I'm just "SOK ALIM" etc. Tapi emang itu kebenarannya. Nih ya, pernah ngga sih kalian memikirkan arti kata "kekal"? Kita semua tau, setelah ada kematian, ada kehidupan lagi yakni alam akhirat. Dan kita akan kekal disana. KEKAL VROH!! Ibarat ngambil tissue toilet tapi ga bisa abis-abis. Ngga ada ujungnya. Selamanyaaaaa. Kebayang ngga sih rasanya jadi sesuatu yang kekal?! Begituuuuu terus. Dan alangkah nikmatnya jika kekalnya kita itu dalam keadaan yang baik, alias disurga. Dan betapa seremnya jika kita kekal di neraka! Naudzubillahi mindzalik.
Tapi bersyukurlah kita, dalam Al-Quran tujuan hidup manusia itu sangat jelas. Yakni untuk beribadah. (wa maa kholaqtul jinna wal insan illa liya'buduun). Terus, apakah hidup kita hanya harus diisi dengan solat, ngaji, puasa, gitu terus? Jelas enggak! Belajar, bekerja juga terhitung ibadah bukan? Jujur ya, aku pribadi belum tau pasti gimana biar bisa bikin hidup berarti. Tapi satu tujuan jelasku: MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA (dan itu bagian dari ibadah juga). Aku tuh ya kadang-kadang berdoa ngga mau jadi dewasa. Ngga mau lepas dari orangtua. Pengennya tetep seginiii aja. Tapi kadang-kadang lagi aku malah berdoa pengen cepet-cepet dewasa, sukses dan bisa membahagiakan orang tua. Tapi itu tadi, dengan berharap semuanya cepet-cepet berarti menginginkan semuanya segera berakhir. Aku tuh sadar banget. Kadang-kadang ngerasa egois. Terlalu sibuk mikirin cita-cita. Mimpi inilah-itulah. Terbang kesinilah-kesitulah. Everything's just about my life! Tapi apa? Orangtua justru ngedukung. Orangtua emang selalu mikirin anaknya. Aku sesekali ngebayangin rasanya jadi mereka. Betapa sebetulnya orangtua juga pengen diperhatiin. Pengen disayang. Parents are never think about their own selves!
Aku sering banget ngerasa gugup-takut-ngga yakin dengan yang namanya MASA DEPAN. Betapa banyak biografi orang-orang sukses yang justru berlatarbelakang TERBELAKANG. Orang-orang yang dulunya susah, bisa jadi sukses. Aku yang (maaf) saat ini bisa dibilang diatas rata-rata justru merasa sangat takuut akan masa depan. Karena hal itu, aku mulai TIDAK MENJADIKAN MASA DEPAN SEBAGAI PATOKAN KEBAHAGIAAN. Lemme tell you a little something abou my pray. Mbak Kika selalu berdoa ibu sama bapak akan tetap disini. Nemenin dan membimbing Mbak Kika sampe Mbak Kika dewasa, sampe nanti berkeluarga...sampe punya anak. Mbak Kika pengen nanti di kamar Mbak Kika ada foto kita berempat. Mbak Kikanya pake toga, cumlaude entah dari universitas ngetop dimanaa. Singapur?Canberra?Or maybe London? who knows :"""D Mbak Kika selalu berdoa untuk kesehatan ibu sama bapak. Mbak Kika itu selalu sedih tiap denger kabar kalo bapak atau ibu lagi sakit. Ngga bisa ngapa-ngapain. Mbak Kika berdoa, Dek Ira yang tiap hari ketemu sama Ibu sama Bapak bisa membahagiakan ibu sama bapak jauh lebih banyaaak dari mbak Kika. I luv you mum,dad.
Orangtua itu segalanya!Aku sering HERAN SAMA ANAK YANG NGGA TAU DIUNTUNG! Kerjaannya meres duit ortu. Minta motorlah, beliin gadget inilah-itulah. Dibayarin mahal-mahal disekolh elit kerjaannya malah pacaraaan mulu. Tiap malem yang dipikirin pacaaar mulu. Sama mereka yang tega ngebohongin ortu. Bilangnya kerja kelompok, eh malah pesta mirass di pojokan kota. Apa mereka ngga mikir? Betapa orang tua itu pengennya anak-anaknya jauh lebih bahagia dari mereka saat ini. Pengen anaknya lebih sukses. Diem-diem nabung buat biaya kuliah anak. Apa mereka ngga ngerti?! Oh, God. How can they're too blind to see the real facts?! SADAAR plis SADAAARRR! TANPA NYOKAP BOKAP ELU SEMUA, LO GA BAKAL NGERASAIN UDARA INI! GA BISA BERTAHAN EVEN JUST IN 15 YEARS! GUA MINTA KE KALIAN SEMUA MULAI SEKARANG BIKIN ORANGTUA KALIAN BAHAGIA! SERIUS BELAJAR DI KELAS! NGGA USAH MIKIRIN PACAR! INGET BOKAP LO YANG PULANG MALEM-MALEM NYARI DUIT. INGET NYOKAP ELO YANG BANGUN PAGI-PAGI TO MAKE SURE THAT DAY WILL GOING ALRIGHT! SADAR WOOi! Make them happy, pleaseeee.
Kita ngga akan pernah tau kapan kita atau orang tua kita menghadap Allah. Selagi bisa, bahagiakan mereka dan isi hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Selagi bisa.
BIG HUG with LOVES.
For Ibu, Bapak, Dek Ira.
written with tears.
From your daughter who has growin up.
...
Hm. Pernah ngga sih kalian merenung, udah berapa lama kalian hidup? Oke, aku yakin sebagian dari kalian jawab SERING. Sekarang, pertanyaannya dibalik. Pernah ngga sih kalian merenung, berapa LAMA LAGI kalian hidup? Gatau ya kalian jawab apa. Kalau aku pribadi SERING! Oke, mari kita renungkan sejenak. Berapa umur kalian sekarang? Itung aja 14-15 tahun (like me._.) Kita berarti udah hidup di dunia ini selama 15 tahun. Dan apakah lima belas tahun itu "kerasa"? Jawabannya jelas cuma satu: NGGAK. Coba inget-inget memori-memori kita waktu kita kecil... waktu kita belajar pake kaos kaki... belajar ngancingin baju... atau mungkin belajar ngomong R. Isn't that just feel so close with us? Terasa nyataaa banget. Dket bangetlah sama kehidupan kita yang sekarang. Sekarang pikir, umumr rata-rata orang Indonesia itu sekitar 60 tahunan. jadi, 60-15=45. ARTINYA, KITA AKAN MATI EMPAT PULUH LIMA TAHUN LAGI! Itu jika kita hitung dengan usia rata-rata orang Indonesia. Masalahnya, apa umur kita memang dipatok hingga 60 tahun? Bisa jadi lebih singkat bukan? Wallahualam. Lantas, apakah 45 tahun kedepan akan "NGGAK KERASA" juga? Tanya diri kita masing-masing.
Dalam 15 tahun (hampir) ini, aku pribadi nggak ngerasain 'efek' apapun. Padahal motto hidup aku, "beri manfaat...beri manfaat". Tapi aku justru ngerasa sama sekali belum memberi manfaat. Hidup aku (atau mungkin lebih tepatnya kita) hanya dipenuhi dengan rutinitas. Bangun-Prepare-Belajar/Ngantor-Pulang-TV-Gadget-PR-Lembur-Ujian-Tidur-Bangun-Prepare. Terus berputar dilingkaran tersebut. Bayangkan 15 tahun habis hanya untuk sebuah rutinitas seperti tadi!
Bukannya sok dewasa, sok bijak, mungkin betul kata orang masa-masa SMA adalah masa-masa mencari jati diri. Dan aku pribadi mengakui pernyataan itu. Belakangan aku jadi sering mikir KEBERARTIAN HIDUP. Entah kenapa, mungkin ini aku sadari atas seringnya aku ngomong "pengen cepet-cepet lulus, terus kuliah." gituuu terus. Aku jadi keinget, waktu SD juga pengennya cepet-cepet lulus dan masuk SMP. Pas SMP juga pengennya cepet-cepet lulus dan masuk SMA. Sekarang SMA, dan pengen cepet-cepet lulus dan kuliah. Bakal gituu terus.... Terus apa yang sebetulnya kita cari? Lulus SMA, kuliah. Dan lagi-lagi ketemu rutinitas! Kos-Kampus-Warteg-Kos. Terus nggak lama lulus. Habis lulus kerja. Rutinitas lagi! Sampe berkeluarga, rutinitas. KITA MENUA. Giliran kita yang mengantarkan anak-anak kita ke rumah tangga. Mereka lepas. Terus apa? APA? APA YANG SEBETULNYA KITA CARI?!
Bukankah sebetulnya ketika kita bilang, "Nggak sabar lagi..." atau "Pengen cepet-cepet..." itu sama aja kita bilang pengen cepet-cepet mati? Ya kan? Dari sini aku dapet banyak 'ilmu'. Mungkin manusia itu memang ngga akan lepas dari yang namanya rutinitas. Bukan kehidupan namanya kalo ngga ada rutinitas didalamnya. Layaknya Allah yang mencipatakan segala sesuatu dengan rutinitas. Bumi yang berevolusi selama setahun. Siang-malam yang emang sudah kodratnya seperti itu, dan masih banyak lagi. Dan sebetulnya manusia itu bisa membuat 'rutinitas' tadi menjadi sesuatu yang lebih berarti. How? Ibadah!
Haha, whatever with ya who say that I'm just "SOK ALIM" etc. Tapi emang itu kebenarannya. Nih ya, pernah ngga sih kalian memikirkan arti kata "kekal"? Kita semua tau, setelah ada kematian, ada kehidupan lagi yakni alam akhirat. Dan kita akan kekal disana. KEKAL VROH!! Ibarat ngambil tissue toilet tapi ga bisa abis-abis. Ngga ada ujungnya. Selamanyaaaaa. Kebayang ngga sih rasanya jadi sesuatu yang kekal?! Begituuuuu terus. Dan alangkah nikmatnya jika kekalnya kita itu dalam keadaan yang baik, alias disurga. Dan betapa seremnya jika kita kekal di neraka! Naudzubillahi mindzalik.
Tapi bersyukurlah kita, dalam Al-Quran tujuan hidup manusia itu sangat jelas. Yakni untuk beribadah. (wa maa kholaqtul jinna wal insan illa liya'buduun). Terus, apakah hidup kita hanya harus diisi dengan solat, ngaji, puasa, gitu terus? Jelas enggak! Belajar, bekerja juga terhitung ibadah bukan? Jujur ya, aku pribadi belum tau pasti gimana biar bisa bikin hidup berarti. Tapi satu tujuan jelasku: MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA (dan itu bagian dari ibadah juga). Aku tuh ya kadang-kadang berdoa ngga mau jadi dewasa. Ngga mau lepas dari orangtua. Pengennya tetep seginiii aja. Tapi kadang-kadang lagi aku malah berdoa pengen cepet-cepet dewasa, sukses dan bisa membahagiakan orang tua. Tapi itu tadi, dengan berharap semuanya cepet-cepet berarti menginginkan semuanya segera berakhir. Aku tuh sadar banget. Kadang-kadang ngerasa egois. Terlalu sibuk mikirin cita-cita. Mimpi inilah-itulah. Terbang kesinilah-kesitulah. Everything's just about my life! Tapi apa? Orangtua justru ngedukung. Orangtua emang selalu mikirin anaknya. Aku sesekali ngebayangin rasanya jadi mereka. Betapa sebetulnya orangtua juga pengen diperhatiin. Pengen disayang. Parents are never think about their own selves!
Aku sering banget ngerasa gugup-takut-ngga yakin dengan yang namanya MASA DEPAN. Betapa banyak biografi orang-orang sukses yang justru berlatarbelakang TERBELAKANG. Orang-orang yang dulunya susah, bisa jadi sukses. Aku yang (maaf) saat ini bisa dibilang diatas rata-rata justru merasa sangat takuut akan masa depan. Karena hal itu, aku mulai TIDAK MENJADIKAN MASA DEPAN SEBAGAI PATOKAN KEBAHAGIAAN. Lemme tell you a little something abou my pray. Mbak Kika selalu berdoa ibu sama bapak akan tetap disini. Nemenin dan membimbing Mbak Kika sampe Mbak Kika dewasa, sampe nanti berkeluarga...sampe punya anak. Mbak Kika pengen nanti di kamar Mbak Kika ada foto kita berempat. Mbak Kikanya pake toga, cumlaude entah dari universitas ngetop dimanaa. Singapur?Canberra?Or maybe London? who knows :"""D Mbak Kika selalu berdoa untuk kesehatan ibu sama bapak. Mbak Kika itu selalu sedih tiap denger kabar kalo bapak atau ibu lagi sakit. Ngga bisa ngapa-ngapain. Mbak Kika berdoa, Dek Ira yang tiap hari ketemu sama Ibu sama Bapak bisa membahagiakan ibu sama bapak jauh lebih banyaaak dari mbak Kika. I luv you mum,dad.
Orangtua itu segalanya!Aku sering HERAN SAMA ANAK YANG NGGA TAU DIUNTUNG! Kerjaannya meres duit ortu. Minta motorlah, beliin gadget inilah-itulah. Dibayarin mahal-mahal disekolh elit kerjaannya malah pacaraaan mulu. Tiap malem yang dipikirin pacaaar mulu. Sama mereka yang tega ngebohongin ortu. Bilangnya kerja kelompok, eh malah pesta mirass di pojokan kota. Apa mereka ngga mikir? Betapa orang tua itu pengennya anak-anaknya jauh lebih bahagia dari mereka saat ini. Pengen anaknya lebih sukses. Diem-diem nabung buat biaya kuliah anak. Apa mereka ngga ngerti?! Oh, God. How can they're too blind to see the real facts?! SADAAR plis SADAAARRR! TANPA NYOKAP BOKAP ELU SEMUA, LO GA BAKAL NGERASAIN UDARA INI! GA BISA BERTAHAN EVEN JUST IN 15 YEARS! GUA MINTA KE KALIAN SEMUA MULAI SEKARANG BIKIN ORANGTUA KALIAN BAHAGIA! SERIUS BELAJAR DI KELAS! NGGA USAH MIKIRIN PACAR! INGET BOKAP LO YANG PULANG MALEM-MALEM NYARI DUIT. INGET NYOKAP ELO YANG BANGUN PAGI-PAGI TO MAKE SURE THAT DAY WILL GOING ALRIGHT! SADAR WOOi! Make them happy, pleaseeee.
read! |
Kita ngga akan pernah tau kapan kita atau orang tua kita menghadap Allah. Selagi bisa, bahagiakan mereka dan isi hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Selagi bisa.
my mum ever said, "temen-temen itu emang paling ngerti cara ngebahagiain kita. Ngerti banget harus gimana. Tapi kalo kita lagi jatuh sakit? Larinya juga ke keluarga."
BIG HUG with LOVES.
For Ibu, Bapak, Dek Ira.
written with tears.
From your daughter who has growin up.