Sebentar lagi, bumi kita akan mencapai puncak dari pemanasan global. Tidak, tidak di masa depan. Ya, masa sekarang! 2014, 2015! Maka stakeholder dunia saat ini, Amerika, dan segenap tetek bengeknya berusaha melakukan perbaikan terhadap dunia dengan menembakkan CW-7 ke atmosfer. Awalnya CW-7 dimisikan untuk dapat membuat suhu di bumi menurun. Dan, misi itu memang berhasil.
Suhu bumi menurun teramat drastis! Bumi seketika membeku. Mematikan seluruh yang ada di hamparannya! Bumi hanyalah bola berwarna putih, tanpa ada kehidupan didalamnya. Namun, tidak semua manusia binasa dari kegagalan program CW-7 ini. Ada sekelompok manusia yang masih tetap hidup di dalam kereta yang berjalan mengelilingi dunia selamanya. Ya, kereta milik miliarder, Tn.Willford (Ed Harris) ini berjalan mengelilingi dunia, melintasi seluruh rel-rel kereta dunia. Di dalam gerbong-gerbong inilah kehidupan yang tersisa berlanjut.
Namun ini bukan solusi bagi mereka yang selamat. Ternyata untuk mengatur keseimbangan ekosistem didalam kereta teramat susah. Persediaan air, cadangan makanan, semuanya harus sesuai dengan populasi. Sehingga konflik-konflik bermunculan. Mereka yang berada di gerbong belakang harus tersiksa menjalani kehidupan. Harus menelan jell--yang katanya protein--dengan terpaksa, sampai-sampai bau daging pun mereka lupa bagaimana. Sementara mereka yang duduk di gerbong depan bisa makan steak, menikmati sea world dalam kereta, menghirup udara langsung dari pohon didalam kereta dan menikmati spa. Hal ini yang kemudian mendorong Curtis (Chris Evans), pemimpin kaum gerbong belakang untuk berontak dan merebut mesin kereta 17 tahun setelah terjepit kenyataan. Perjuangan yang amat dahsyat mulai dilakukan oleh 'prajurit' kaum belakang guna mencapai gerbong terdepan, bertemu Tn.Willford dan merebut mesin kereta.
Suhu bumi menurun teramat drastis! Bumi seketika membeku. Mematikan seluruh yang ada di hamparannya! Bumi hanyalah bola berwarna putih, tanpa ada kehidupan didalamnya. Namun, tidak semua manusia binasa dari kegagalan program CW-7 ini. Ada sekelompok manusia yang masih tetap hidup di dalam kereta yang berjalan mengelilingi dunia selamanya. Ya, kereta milik miliarder, Tn.Willford (Ed Harris) ini berjalan mengelilingi dunia, melintasi seluruh rel-rel kereta dunia. Di dalam gerbong-gerbong inilah kehidupan yang tersisa berlanjut.
Namun ini bukan solusi bagi mereka yang selamat. Ternyata untuk mengatur keseimbangan ekosistem didalam kereta teramat susah. Persediaan air, cadangan makanan, semuanya harus sesuai dengan populasi. Sehingga konflik-konflik bermunculan. Mereka yang berada di gerbong belakang harus tersiksa menjalani kehidupan. Harus menelan jell--yang katanya protein--dengan terpaksa, sampai-sampai bau daging pun mereka lupa bagaimana. Sementara mereka yang duduk di gerbong depan bisa makan steak, menikmati sea world dalam kereta, menghirup udara langsung dari pohon didalam kereta dan menikmati spa. Hal ini yang kemudian mendorong Curtis (Chris Evans), pemimpin kaum gerbong belakang untuk berontak dan merebut mesin kereta 17 tahun setelah terjepit kenyataan. Perjuangan yang amat dahsyat mulai dilakukan oleh 'prajurit' kaum belakang guna mencapai gerbong terdepan, bertemu Tn.Willford dan merebut mesin kereta.
***
Snowpiercer adalah film karya salah satu sutradara terbaik yang dimiliki Korea Selatan, Boong Jon-Ho. Film ini amat apik, dan pintar. Penonton selalu dituntut untuk berfikir di setiap scene nya. Pada mulanya, penonton akan mengira Snowpiercer bercerita tentang action-action luar biasa dari pemainnya. Namun ternyata, Snowpiercer mempersembahkan lebih 'luas' dari itu. Banyak nilai-nilai tersembunyi dalam scenes film. Snowpiercer bahkan tidak terlihat seperti film, sebab banyak adegan-adegan yang biasanya terjadi hanya di film, tapi ternyata tidak terjadi di Snowpiercer.
Boong Jon-Ho yang memang meletakkan Curtis sebagai pemimpin, tidak kemudian membuat film berpusat kepada dirinya. Ada adegan dimana ternyata Curtis tidak menyelamatkan sahabatnya sendiri, Edgar (Jamie Bell) dari kematian. Curtis justru memilih mengejar Mason (Tilda Swinton), minister kereta yang antagonis. Ini menjelaskan pada kita bahwa tak selamanya memilih untuk menyelamatkan satu orang akan lebih baik dari pada mengorbankannya. Hal yang dilakukan Curtis adalah tidak wajar untuk ukuran film, namun jelas-jelas amat mungkin terjadi di kehidupan kita.
Chris Evans as Curtis |
the school scene |
Saya masih tidak menyangka bahwa Chris Evan dapat disolek sedemikian rupa hingga imagenya selama ini sebagai Captain America benar-benar hilang. Padahal Captain America termasuk film yang saya jagokan. Besides, semua pemain di Snowpiercer seperti sama-sama berpengaruh, tidak ada yang seperti seharusnya tidak ada di film. Octavia Spencer, Tilda Swinton, Song Kang-Ho, dan Go Ah-Sungagar tidak tenggelam dan hilang, dan ikut berperan aktif dalam menggerakkan konflik dan isu yang dilemparkan. Dari apa yang saya tarik, tema utama Snowpiercer adalah isu kemanusiaan. Kesenjangan, diskriminasi, ketidakadilan, kekerasan, pencucian otak, dan lain sebagainnya. Snowpiercer seakan menjelaskan kepada kita bagaimana sistem pendidikan dunia saat ini. Lembaga yang menjadi fasilitator pendidikan pasti, entah halus atau terang-terangan, menyelipkan misi lembaga kepada sasaran pendidikan. Dalam film, sang guru mengajari murid-muridnya (6-8th maybe) untuk bernyanyi, tanya jawab, padahal isi dari pembelajaran itu adalah menanamkan kebanggaan kepada anak-anak dengan kereta Wilford dan bagaimana mereka harus bersikap kepaa orang yang datang dari gerbong belakang.
"I belong to the front, you belong to the tail." |
Snowpiercer sendiri diselipkan oleb "black humors" yang menggelitik. Namun, masih ada beberapa kejanggalan yang dirasa tidak perlu ditampilkan seperti keluar masuknya peran-peran pendukung. Selain itu nilai minus juga terlihat yakni pandangan dunia luar dari dalam kereta yang masih terkesan kurang nyata.
Pada puncaknya, ketika Curtis bertemu dengan Tn.Wilford, ia mengetahui suatu hal bahwa ternyata pemberontakkan (penuntutan revolusi) ini merupakan buah karya terencana yang disusun Wilford sendiri bersama Gilliam. Who's he? Gilliam adalah orang terpandang di gerbong belakang, dan Curtis menghormatinya teramat. Inilah yang kemudian membuat penonton juga terkaget-kaget sekaligus membingungkan, because the audiences had no idea who's wrong or right. Kenyataannya, gerbong depan dan belakang selama ini bekerjasama, an amazing implicit thought-provoking critique about humanism.. Disinilah emosi dari film mencapai puncaknya. Karna secara keseluruhan, Snowpiercer bukanlah sebuah film yang hanya meledak diakhir, maka akhir dari cerita ini hanya sekedar 'cukup memuaskan'. Dengan ending yang 'sebetulnya' tuntas namun tetap menggantungkan pertanyaan dari penonton.
one of set |
Tapi sekali lagi yang saya rasa kita patut berterimakasih adalah sutradara Snowpiercer sendiri, Bong Joon-Ho. Karna dari apa yang saya tahu, Joon-Ho benar-benar luar biasa, dan Snowpiercer yang rilis 2013 lalu adalah karya Joon-Ho pertama yang menggunakan bahasa Inggris. Sebelum ini ada film2 Joon-Ho lainnya yang juga luar biasa, Memories of Murder, The Host, Barking Dogs Never Bite, dan The Mother. Kelimanya juga mendapatkan penghargaan yang harus diacungi sepuluh jempol. Read here for more. Lima film menggelegar dalam tiga belas tahun, edan.