"Risolnya, Bu? Tiga ribuan aja.."
Kalimat ini berkali-kali kami suarakan Selasa lalu (3/2). Mulai dari Stasiun Bogor hingga SIT Insantama, aku dan Safira menjajakan puluhan risoles dengan berjalan kaki. Tapi tentu saja ini buka karena kita sok-melarat. Melainkan dalam rangka pencarian dana usaha untuk
event akbar kita, yaitu SMENTION (Smart Teen Competition) yang membutuhkan dana sebesar 55 juta rupiah! H-ll y-ah! Padahal kegiatan SMENTION akan digelar 1 Maret nanti. Oh, god, but we'll do anything, within selling Risoles all around Bogor
Mulai pukul 15.30 beberapa tim berpencar. Kayla n Vidi ke Sempur, Annisa dan Dity ke Tatos, Arina dan Yuri plus Silvi yg juga ke stasiun bareng aku n Fira. Dan kita berdualan yang dateng duluan pulang akhiran :") Sebenernya sih kita aja yg alay, nganggep serius omongan Silvi, "pokoknya kalo belon abis, gaboleh balik dulu!". Yaudehh, kita jualan sampai tetes keringat penghabisan!
Tapi dari pengalaman ini aku belajar banyak hal luar biasa. Serunya insantama tuh gini, nih.
Learning by doing, azelole promosi, bulan depan SPP ane gratis ya pak,ahahaha
So, those are some of the points
1. First step is the hardest but, just do it anyway~
Ketika turun dari angkot, tepat di depan Stasiun Bogor, butuh kira2 sepuluh menit hingga akhirnya aku dan Safira bisa memulai berjualan. Rasanya aneh, kikuk, takut dikira gimana-gimana, dan yang terbesar, MALU. Ini bener-bener my very first time buat jualan di pinggir jalan seperti pedagang asongan. Mungkin sebagian orang malu ketika maju ke depan, malu mau angkat tangan, malu mencoba sesuatu karena takut salah. But this is not a kind of that shame. Ini jenis malu...malu karena invisible gitu. Takut. Takut ga diliat, takut ga diperhatiin,. Malu karena ngerasa "ini ga gue banget". Tapi kita sadar, tujuan kita apa, niatnya apa, however, apa bedanya kita sama para pedagang asongan di pinggir jalan? Sama. Sama-sama manusia. Sama2 jualan :) IT IS DIVERSITY! So, akhirnya sepuluh menit berlalu dan kita bener2 siap untuk mulai berjualan. Target pertama, ibu-ibu. Beliau amat respect apalagi setelah mengetahui bahwa kita anak SMA yg sedang fundraising. "Sukses ya nak, acaranya..." kata si Ibu sebelum berlalu. Dan langkah-langkah kami selanjutnya terasa ringan....
2. Ditolak itu.......sakit.
Semua orang juga setuju kali yee. Ya ga, mas-mas?wkw. Selama kita jualan juga, ga semuanya langsung pengen beli. Pasti ada juga yang dadah-dadah alias "nggak dulu teh". Bahkan sering. Dan itu rasanya sakitttttttttttt.. Makanya, jan sering-sering nolak. But, like what The Fault in Our Stars has said, PAIN DEMAND TO BE FELT! Yaudah, jadi lebih tegar aja kitanya. *lah
3. Orang2 tak terlihat itu lebih terlihat dimata 'langit'
Ini aku mau serius. Well, ketika kita jualan kemarin, sebagian dari pembeli adalah orang yang kurang berada. Ada ibu-ibu penjaga toko kaset bajakan yang udah keliatan tuaa banget, ketika membeli risol, beliau mengeluarkan uang 2000 selembar. Kan itu masih kurang yak, terus si Ibu malah bilang, "tunggu ya neng, dicari dulu seribunya lagi" dan ibu tsb nyari uang seribu di selipan-selipan buku. We were speechless!
Ada lagi ibu-ibu karyawan, buruh mungkin. Yang mengeluarkan uangnya dari dompet tipis buluk sayur. Dan percaya atau enggak, ketika aku n Fira ngintip kedalam dompetnya, uangnya benar2 ludes. Habis-bis-bis-bis demi membeli risol kita. We were speechles!
Dan masih banyak lagi hal-hal yang bikin kita mengharu biru. Bayangkan orang-orang seperti mereka. Kita yang setiap harinya duduk nyaman diatas mobil, sok-sok bau jalan lewat pasar, pasti sering meniadakan orang-orang seperti mereka. Tapi, mereka rela 'menghabiskan' rezekinya hanya untuk membantu orang yang padahal tidak lebih melarat dari mereka. Sementara orang2 yang brankasnya berat justru sering ogah ngurusin keperluan orang. Mdh2n kita bukan bagian dari golongan ini. Ameen.
4. Besyukur.
Terakhir, jelas bersyukur. Seharian aja kamu coba bergaul sama orang pinggiran, kamu bakal sadar betapa luar biasanya hidupmu sekarang. Betapa nikmatnya. Kita justru sering ga puas. Mau plesiran ke luar negerilah, mau beli kaos branded selusin lah, harus punya go pro lah, yg pdhl ga penting2 amat gitu..... Oke? Bersyukur!
Well, akhirnya aku n Fira sholat Maghrib di Nurul Amal dan ternyata ada Silvi, Arina n Kayla yang jemput di depan pangkalan ojek Yonif. Yaudeh, kita pulang dengan sisa risol sebanyak 9. Jasa risol ga akan Smention lupakan.