Speed Motion sebentar ya..
Dari kemaren-kemaren tu gue udah kepingiin banget buat nulis lagi. Banyak banget kejadian yang, masyaAllaaah, menguji gue banget. Macem-macem aja. Pertama, gue dan temen-temen BEM KM IPB lainnya menjadi korban selamat tsunami Banten. Tepatnya di Tanjung Lesung. Gue padahal berniat menuliskan cerita ini secara khusus, gimana rasanya dan pelajaran yang gue dapet. Tapi, yah.... Belum lagi nggak lama dari itu, gue kena penipuan dan kehilangan sejumlah uang gue yg cukup signifikan. Gue ga ngerti lagi. Disusul habis itu, gue kehilangan tas. Yang mana isinya adalah binder kuliah (yang udah rapi banget siap di jilid), payung, tumblr minum, flashdisk-flashdisk, dompet (dengan segala kartu-kartu/ identitas/ dan uang tunai yang cukup banyak), dan handphone. Termasuk ATM buat bayar UKT (dengan tenggat waktu sisa dua hari). Bagian yang paling uniknya adalah, gue kehilangan tas ketika sedang UAS. Tau kan kalian, biasanya UAS tas ditinggal di belakang/depan ruangan. Yak, dan ketika gue selesai mengumpulkan berkas ujian, gue nggak bisa menemukan tas gue tsb. Udah raib. Gue juga kepengen nulis khusus tentang ini. Gimana gue mandang kondisi akademisi yang sedemikian kotornya, dan how I handled my self for those waves yang rasanya datang bertubi-tubi.
Gue juga kemarin pulang ke Bangka. Cuma seminggu. Jalan-jalan ke beberapa tempat sederhana, tapi bagus. Berkesan, meski cuma sebentar. More than enough to fulfill my...apa ya..emptiness(?). Saat ini gue juga sedang dihadapkan pada pilihan-pilihan terkait divisi untuk tugas akhir nanti. Gue heran, antara gue yang kebanyakan ide, atau emang gue yang masih belum bisa menjurus. Itu juga tadinya pengen gue ceritain. Tapi, yaaah, itu dia. Semua rasanya silih berganti terlalu cepat. Gue sampe ngga ngerti lagi mana duluan, apa duluan, pusiiiing. Oke, sekian curhatnya.
KSHE dan Satwaliar
Kali ini gue mau cerita tentang hubungan KSHE (IPB) dan satwaliar. Well, bisa dibilang KSHE merupakan satu-satunya departemen di IPB yang fokus mengurusi satwaliar. Mulai sejak masuk departemen (setelah lolos dari PPKU), mahasiswa KSHE pasti akan langsung berhubungan dengan satwaliar. Dan itu akan teruuss berlanjut sampai semester tujuh. Bahkan sampai sarjana, kalau topik skripsinya adalah satwaliar. Tujuan gue ngomong gini adalah, biar kalian (yang kepengen masuk KSHE) enggak kaget nanti ketika beneran udah jadi mahasiswa KSHE.
Oke, pertama dimulai dari semester tiga. Mahasiswa KSHE bakal dapet mata kuliah yang namanya Ekologi Satwaliar (biasa disebut ESL). Di mata kuliah ini, kita belajar hubungan antara lingkungan dengan kehidupan satwaliar. Sejujurnya pertama kali menghadapi ini, gue agak kaget (saat itu). Dari yang sebelumnya santai-santai aja di PPKU, ternyata praktikum di KSHE nggak santai cuuuy. Di mata kuliah ESL, kita harus melakukan pengamatan. Pengamatan maksudnya adalah kita mendatangi lokasi yang jadi area studi (biasanya ditentukan/ dibagi oleh asprak/ dlsb), dan kemudian kita mengamati (iya, mantengin, melototin whatever u name it) satwa yang ada di area tersebut, dengan metode tertentu. Gue cukup kaget karena emang yang namanya mengamati satwa itu harus bener-bener masuk ke dalam "hutan" mini (meskipun masih ranah kampus). Dan sangat menghabiskan waktu, which also means, butuh kesabaran yang sangat tinggi buat bisa dapet hasil yang maksimal. Segala indera sensori juga harus dipasang dengan sebaik mungkin untuk menghindari miss-indentified. Untuk mata kuliah ESL, pengamatannya masih sebatas habitat, dan mengenali jenis-jenis satwa. Cara hidupnya secara umum, klasifikasi, diurnal nokturnal, dan lain-lain. Masih sekadar mengenal kulit tentang satwaliar. Biasanya di akhir semester, kita rame-rame bakal fieldcourse ke Kebun Binatang Ragunan. Tapi bukan cuma buat sightseeing, tapi kita inven, apa aja yang ada disana, dan melakukan klasifikasi-klasifikasi satwa di sana.
Suasana pengantar praktikum di Kebun Binatang Ragunan |