Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir, menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapatkan mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika di dalam hutan.
-Imam Syafii. Syair yang aku salin dari novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi.
Syair ini jelas menyadarkan kita bahwa kita itu enggak seharusnya diam ditempat. Kalau ada kesempatan keluar, kenapa enggak? Sejujurnya, aku kurang setuju sama lagunya Gita Gutawa yang
tak perlulaah akuu keliliiing duniaaa~ Kalo kita cuma diam ditempat, mau jadi apa kita? Kita harus sebisa mungkin cari kesempatan untuk pergi keluar jauh, cari ilmu, pengalaman sebanyak mungkin, perkaya diri kita untuk imajinasi-kreativitas-pikiran-pikiran positiv pastinya. Namun, pergi jauh dari kampung halaman kadang nggak selamanya menyenangkan. Banyak hal-hal yang enggak kita harapkan justru dateng gitu aja ke kita. Nah, diantaranyaaa.......
1. Homesick
Ini adalah bagian yang paling dibenci pelajar yang belajar jauh dari rumahnya. Apa lagi mereka yang belum lama merasakan jauh dari kampung halaman. Pasti tiba-tiba
homesick ini datang dengan sendirinya. Tiba-tiba kita jadi kangen rumah, kangen masakan mama, kangen berantem sama saudara, kangen dimarahin ayah dan hal-hal lainnya. Tapi percaya deh, se-nyesek apapun saat-saat itu, homesick adalah sesuatu yang wajar terjadi. Ga percaya? Tanya deh ke ayah atau ibu kita, waktu mereka kuliah jauh dari orang tua, di 2-3 bulan pertama apa yang mereka rasakan? Well,
homesick itu wajar,
so just face it :)x
2. We're The Target Of Crime! :o
Baru disuatu tempat artinya kita belum begitu mengenal tempat tersebut. Nah, ini lah yang membuat kita sering menjadi sasaran empuk tindak kejahatan. Tindak kejahatan itu banyak banget loh, dari yang kecil-kecil kayak penipuan argo taxi sampai yang besar kayak pembunuhan. Ih, naudzubilahimindzalik deh ya. Solusinya? Bisa-bisa kita jaga diri aja.
Do not communicate with strangers. Zaman sekarang, hipnotis itu bisa cuma dari tatapan mata. Makanya, sebisa mungkin hindari berkomunikasi sama orang yang kita enggak kenal, apa lagi yang dari penampilannya emang mencurigakan.
Buat perempuan nih, usahain jangan keluar malem atau sendirian. Kita bisa minta temenin sama temen kan? Jangan juga pake perhiasan yang mencolok, uh, itu ibarat magnet buat para penjahat! Dan ingat, nggak boleh lewat lorong malem2. Apa lagi kita kan bukan
Marrie Jane difilm
SpiderMan dimana Peter Parker bisa dateng setiap kita butuh, yeahaha.
3. Forgot The Old Jokes
Pasti menyenangkan bisa ketemu orang-orang baru. Kita jadi makin tahu karakter-karakter orang. Dunia baru. Semuanya jauh berbeda dari apa yang kita tau sebelumnya. Hal ini jelas 'memaksa' kita buat adaptasi sebaik mungkin.
Tapi, kadang, kita 'terlalu' beradaptasi dengan segalanya, sehingga terkesan seperti kita melupakan 'hal-hal' lama dalam diri kita. Kebiasaan-kebiasaan kita, atau bahkan teman-teman kita.
Sulitnya, ketika suatu saat kita bertemu lagi sama
our old friends, kita akan jadi kaku. Ngerti, kan? Sebenernya kita kangen banget sama temen kita satu ini, tapi kita udah enggak ngerti cara mengekspresikannya. Kita udah nggak ngerti harus ngomong apa, padahal dulu tiap ketemu, kita selalu ngakak abis-abisan. Jangan sampe kayak gini deh :"
4. Kebiasaan Kita Berubah?
Sadar enggak, jadwal dan aktivitas baru kita ternyata betul-betul bisa mengubah diri kita. Kita jadi jauh lebih percaya sama lingkungan dibandingkan orang tua kita. Kita akan jauh lebih menyayangi sahabat kita dibanding orangtua. Kalau biasanya kita enggak pernah keluar malem, sekarang kita jadi biasa pergi malem, ya walaupun itu sama temen, walaupun itu buat tugas dll.
Sebetulnya ini ada sisi positivnya juga loh. Kita jelas jadi lebih mandiri. Apap-apa serba sendiri. Kita jadi bisa memanage keuangan, waktu kita. Bahkan kita jadi siap untuk menerima setiap risiko yang kita buat. Negativnya? Ya selain, kita jadi lebih percaya lingkungan, kita kemungkinan akan jadi orang yang kurang
care. Kalau dulu di kampung halaman, kita sering nolongin kakek2 yang susah nyebrang, mungkin sekarang kita udah masa bodo. Pengaruh lingkungan. You know what I mean-lah~
5. Selektif dalam Berteman
Kita pasti tau dong lingkungan itu membawa pengaruh yang besar dalam diri kita. Apalagi kita ini sedang dalam masa pencarian jati diri. Kita bisa berubah jadi bagaimana pun sesuka kita. Namun, ingat seperti kata Paman Ben, "hati-hati saja akan menjadi apa kau nanti." So, kita betul-betul harus selektif dalam berteman, jangan cuma karna dia kaya, atau anak tajir, atau dia cantik, atau anak ngetop. Percuma deh, seperfect apapun sahabat kita, kalau mereka engga bisa bawa pengaruh posistif dihidup kita, buat apa di-sahabat-in? Cari temen lain aja, yang jauh lebih baik, bisa ngertiin kita, saling ngejaga, dan ada engga cuma disaat kita butuh :"
Kata orang,
dont look the book from the cover- tapi emang cuma cover yang akan menentukan kita akan membacanya atau enggak. Sama kayak manusia, walaupun kata orang jangan liat penampilan, tapi gimana bisa kita percaya sifatnya kalau penampilannya aja udah enggak meyakinkan. Kamu percaya enggak sama cowok yang pake jeans bolong-bolong pake rantai terus bibirnya dilipstikin item rambutnya di jabrikin padahal kata orang dia orangnya baik? Enggak kan? Makanya, pinter2 cari temen deh :-)
|
pic:weheartit |
Well, intinya, pergi jauh itu engga selamanya menyenangkan dan engga selamanya menyedihkan. Bisa-bisa kita aja mencari setiap sisi positivnya. Never give up deh buat sesuatu yang mungkin udah jadi cita-cita kita sejak kecil. Oke deh,sekian. Sukses terus ya sahabat-sahabat ku whereever you are :-)
Success regards!
Au revior!
Rzk <3