Kau bilang mencintai hujan
Baunya beri rasa sejuk
Rintiknya ingatkanmu tentang
perahu kertas yang adu balap
Dinginnya sadarkan kamu
orang-orang yang biasa menghangatkan
Kau bilang mengagumi surya
Gagahnya buatmu terus mengingat Tuhan
Warna-warni indahnya sajikan
lukisan tenang setiap pagi dan petangmu
Kau bilang, kau bilang, kau bilang
Tapi aku lihat
Kala hujan, kau berlari kencang enggan tersentuh
Kau mengutuknya kuat-kuat akibat kuyup
Kala terik, alismu menukik seolah geram dengan panas
Teriknya bikin kamu ogah ngapa-ngapain
Adakah alasanku,
untuk tidak takut saat kau bilang
mencintai dan mengagumiku?
Baunya beri rasa sejuk
Rintiknya ingatkanmu tentang
perahu kertas yang adu balap
Dinginnya sadarkan kamu
orang-orang yang biasa menghangatkan
Kau bilang mengagumi surya
Gagahnya buatmu terus mengingat Tuhan
Warna-warni indahnya sajikan
lukisan tenang setiap pagi dan petangmu
Kau bilang, kau bilang, kau bilang
Tapi aku lihat
Kala hujan, kau berlari kencang enggan tersentuh
Kau mengutuknya kuat-kuat akibat kuyup
Kala terik, alismu menukik seolah geram dengan panas
Teriknya bikin kamu ogah ngapa-ngapain
Adakah alasanku,
untuk tidak takut saat kau bilang
mencintai dan mengagumiku?
ABOUT THE AUTHOR
Hai kenalin! Gue Rizka, sekarang mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB. Gue sukanya banyak, salah satunya adalah nulis dan makin kesini gue makin menyadari ada banyak hal dalam hidup ini yang kadang perlu dikritisi, didukung, atau disebarluaskan. Makanya blog adalah tempat yang gue rasa tepat untuk menyalurkan semua itu. Sambil sesekali bisa jadi tempat gue berbagi cerita. Salam kenal dan selamat membaca!
Yahhhh harapan saya sih bisa baca lebih intim tentang miyafarqin..tpi ttp aku menghargai kok hehehe..tpi kayaknya puisinya pernah denger tuh..puisi jalaludin rumi kah?
ReplyDelete