“Ibu, aku suka awan” sepenggal kata itulah yang terucap dari bibir mungilnya. Dengan semangat, jemari tangannya juga diarahkan ke langit. Sesekali matanya sedikit menyipit karena silau cahaya matahari. Ibunya hanya memandang teduh ke arahnya dan tersenyum. Tak satupun pertanyaan meluncur dari mulutnya, membiarkan sang buah hati menikmati hal yang disukainya.
*****
“Itu awan berbentuk perahu, yang disitu awan berbentuk permen. Ah, yang disana seperti boneka beruang… Banyaaaaaaakkk bentuknya.” teriaknya dengan dengan kegirangan. Sekarang ia beralih memandang ke arah ibunya. Ditariknya tangan sang ibu dan berkata, “Ibu kapan kita lihat awan lagi?”
*****
Ibunya terdiam dan kemudian bertanya “Kenapa kau suka awan, Nak?”
Kali ini giliran dia yang terdiam sejenak…
“Awan punya banyak bentuk Bu” akhirnya dia menjawab.
Dengan lembut sang ibu membelai rambutnya dan kemudian berkata “Awan itu abstrak nak, tak berbentuk. Imajinasimu-lah yang membentuknya. Dan jika begitu, seharusnya kau lebih menyukai dirimu ketimbang awan.”
Ade bakat ok Rizka bikin cerppen :>
ReplyDeleteWkwkwkwkwk... :p
ReplyDelete