art of life

I share

  • Home
  • Ask me
  • Tweet me
  • Watch me
Home Archive for July 2014
We will not go down.
In the night, without a fight.
You can bunrs up our mosques and our homes and our schools.
But our spirits, will never die.

Teman-teman semua pasti sudah nggak asing lagi sama lirik lagu tersebut. Ya, sekarang ini media2 informatika sedang ramai-ramainya memberitakan kejadian yang kita semua sudah tahu bersama. The terrible one. Penjajahan tanah Palestrina oleh tentara Israel.

Dan pada kesempatan kali ini saya mau berbagi sedikit tentang hal tsb. Mdh mdhan tman-teman semua nggak bosan.

Pernah nggak kamu ngebayangin gimana rasanya kalo kamu berada di Palestine saat ini? Menjadi satu dari sekian banyak remaja disana. Teman-teman kita disana dibantai habis-habisan. Mereka bangun dari tidur (tak) nyenyak penuh rasa syukur. Tahajud berkali-kali, bersyukur Allah swt berkenan membangunkan mereka dari mati singkat.
Percaya nggak teman, yang mereka syukuri bukanlah umur panjangnya. Tapi mereka bersyukur Allah masih mengizinkan mereka berjihad hari itu.

Compare that!
Kita disini bangun saja ogah-ogahan. Apa pernah sih kita ketika membuka mata tiba-tiba langsung mengingat Allah? Saya kira kebanyakan dari kita adalah langsung mencari smartphone. Atau senormal-normalnya, melihat jam lantas tidur kembali! Sementara teman-teman kita di Gaza, boro-boro nyari handphone, nyari orangtua masing-masing aja ngga pernah bisa.
_64205642_i67vglat




Saudara-saudara kita di sana sahur penuh rasa deg-degan. Juga bersalah. Merasa bersalah apabila ternyata mereka mendapati ada saudara mereka yang lebih menderita yang belum makan sahur. Belum lagi jika tiba-tiba rudal-rudal biadab menghantam tanah mereka. Menghancurkan masjid-masjid, rumah, dan sekolah-sekolah dalam satu waktu! Kebayang nggak sama teman-teman semua jika kita ada disana?

Udara diatas tanah mereka yang terus menyempit semakin menyesakkan dada. Debu, asap, reruntuhan, puing-puing, bau mesiu, semua campur aduk dalam satu. Mereka tetap puasa, Kawan. Bahkan mereka terus berpikir bagaimana lagi harus menghancurkan zionis kejam dari Palestine. Mereka nggak pernah takut sama senapan-senapan yang digenggam tentara Israel laknatullah. Atau bahkan tank-tank raksasa serta pesawat-pesawat yang dengan cepatnya melepas bom-bom seperti meludah ke dasar sumur. Teman-teman kita disana tidak pernah ketakutan!


Compare that!
Kita disini justru takut ketahuan bolong puasamya. Diam-diam nongkrong di Lotte, memtang-mentang kalo ramadhan restaurant-restaurant pada dikordenin, alias tertutup. Gimana kalo kita dihadapkan sama senapan-senapan canggih Israel? What we gonna do? Screaming and run?

Saya berani mengatakan betapa kejamnya dunia terhadap Penjajahan Gaza ini. Kalian tahu apa penyebab Israel menyerang Gaza? (Baik, kalian semua harus lebih sering membaca! Buka wawasan! Jangan cuma baca fanfic!). Israel menjajah Palestine karena menginginkan tanahnya. Menurut kepercayaan Israel, tanah tersebut adalah tanah yang telah dijanjikan untuk mereka. It doesn't make any sense, is it?! Lantas dimana United Nation saat ini?! Bukankah ke-tidak rasional-al Israel ini sudah menjadi rahasia umum?! Dimana Amerika dan Rusia yang katanya superpower. Bukankah seharusnya mudah bagi kedua negara ini untuk menghentikan Israel? Kemana para penguasa negri minyak dunia? Mereka malah menutup terowongan-terowongan underground dengan alasan takut narkoba menyebar luas. Halah! Bulshiyyy! Amerika yang katanya penganut Hak Asasi Manusia sejati nyatanya malah membantu Israel! MEMBANTU MENGHABISI PALESTINA! Mau minta tolong ke siapa? PBB?! Halah, tai kucing! PBB itu bonekanya Amerika! Bego kalo minta tolong sama yang bikin kita minta tolong! Ya ngga sih!?


Dan pertanyaan untuk kita sendiri, dimana ummat Islam saat ini? Bukankah setiap muslim adalah saudara? Bukankah jika satu bagian dari tubuh kita sakit, maka yg lainnya juga sakit? Dimana tentara muslimnyaaaaa?!!! Indonesia dengan mayoritas ummat muslimnya sedang dimana saat ini? Sadarkah kita bahwa zionis itu tidak prnah ramah. Mereka  tidak hanya mengambil hak orang lain, but they kicks Palestians out. Beats them and kills any Palestian who is daring themselves to attack..

Kita butuh khilafah untuk membuat segalanya lebih baik! Daulah khilafah itu solusi terbaik... Dimana khalifah yang menjabat akan mengarahkan telunjuknya ke arah tentara-tentara muslim, memerintahkan mereka untuk perang. Menang, selesai!
Bayangkan kalo sekarang! Jangankan mau ngirim tentara, doa aja engga kita teh! Lebih peduli sama pemilu yang nyatanya banyak menimbulkan kontroversi. Lebih peduli kue-kue lebaran. Atau bahkan percon dan kembang api yang cuma jadi mimpi buat anak-anak Palestians.
They were playing 'jungkat-jungkit'
They are only children! Like the other children!
Could you still laughing to see this picture?

Teman, mari kita peduli terhadap tragedi yang menempa saudara-saudara kita di Gaza.
Sebar luaskan berita mereka. Sebarkan kepada dunia betapa mereka butuh bantuan kita.
Sebarkan kepada dunia betapa bejatnya Israel dan segenap sekutunya.
Sebarkan kepada teman-teman kalian, bahwa berdirinya Khilafah Islamiyah adalah solusi terbaik.
Kirimkan doa-doa kepada mereka yang mudah-mudahan jajaran langit mendengar.
Kirimkan bantuan harta, medis dlsb dari pada tidak sama sekali. Mudah-mudahan Allah menilai niat dan kesungguhan kita.

Heal the world.
Make it a better place. For you and for me and the entire of human race.

Soldiers are dying, Children are cryin,
Some people don't have a home.
I close my eyes, and,
Pray.



Bagi saya pribadi, ini bukanlah tanggungjawab Umat Islam semata.
Yang membela Palestina pun bukan hanya orang muslim.
Ini tanggungjawab seluruh umat manusia.
Karena lepas dari urusan keyakinan,
INI MASALAH KEMANUSIAAN!
PEMIMPIN SEJATI tidak DILAHIRKAN melalui KEMUDAHAN, KESENANGAN, dan KENYAMANAN.
MEREKA DIBENTUK melalui KESUKARAN, TANTANGAN dan tak jarang AIR MATA!
Kata-kata Pak Karebet ini selalu aku ingat setiap terbentur oleh semua ‘kepayahan’. Kalimat itu benar. Tidak salah.

Seorang pemimpin itu hanya dapat terbentuk dari kondisi yang sulit. DITEMPA! Mana ada sih pemimpin sejati yang dimasa mudanya cuma bisa having fun? Mana ada sih orang sukses yang dimasa luangnya cuma ngapalin lirik-lirik lagu? Mana ada sih eksmud yang pas kecil kerjanya ngurusin pacar mulu? NGGAK ADA! Kecuali pemimpin bajingan yang bisa jadi pemimpin karena tangan kirinya. But, anyway, siapa juga sih yang mau kayak gitu? Pasti kita semua pengennya jadi orang sukses karena perjuangan kita sendiri. Semua orang ingin sukses. Bahagia.

Dalam perjalanan kita untuk meraih kebahagiaan itu, butuh waktu yang lama. Nggak serta merta kita tahajud dini hari, paginya kita langsung duduk di kursi manager gedongan. Ngayal mah bisa! Dan waktu yang lama itu nggak dimulai sejak…nanti.

“Ntar aja deuh seriusnya, SMA mah buat pacaran dulu aja.”
 “Gua mau serius pas udah dapet KTP ajalah. Udah dianggep negara.”
“Kalo udah kuliah, gua mau nabunglah buat pergi haji.”
“Gua pake kerudung pas udah nikah ajalah. Sayang kalo sekarang, rambut lagi cakep-cakepnya.”
“Ntar kalo udah semester lima, gua bener-bener fokus buat dapet IP 3,75!”
“Yaelah, gua masih naik kelas ini, kenapa sih ambisius banget sama peringkat?!”
“Haha, gua mah ogah ikut acara begituan. Nyape’ nyapein doangg!”
“Dih, lo ngapain sedekah? Kayak udah kaya aja lo.”

Pernah denger kalimat seperti tadi? Saya yakin, bukan lagi ‘pernah’. Tapi, SERING! Kebiasaan menunda suatu target, menunda perubahan positif, menunda perilaku baik, masih menjadi hobby bagi masyarakat dunia saat ini. Khususnya Indonesia.

Teman-teman semua pasti sudah memahami apa itu Hukum Pareto. Yap, sedikit menjelaskan. Hokum Pareto adalah seperti ini.
20% : 80% 
(20 persen adalah penyebab terjadinya 80% efek)
Apa maksudnya? Ada 20% orang yang MENGUASAI 80% orang. Sedangkan 80% orang yang dikuasai MEMPEREBUTKAN jatah 20% orang. Bisa dipahami?

Hukum Pareto ini menyadarkan kepada kita betapa sedikitnya orang-orang sukses di dunia. Lah, kenapa bisa, orang sukses didunia ini hanya sepersekian dibandingkan orang biasa? Jawabannya tadi ada diatas. Dua puluh persen orang-orang ini, dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata. Dua puluh persen orang-orang itu MERASA BUTUH UNTUK DITEMPA. MERASA BUTUH TANTANGAN. MERASA RISAU KETIKA DUDUK MANTAP PADA COMFORT ZONE. Dua puluh persen itulah orang-orang yang bertitle PEMIMPIN SEJATI.

Lantas, kesukaran jenis apa yang dihadapi para duapuluh persen itu? Banyak. Bermacam. Salah satunya adalah, mereka tidak pernah menunda segala bentuk perbuatan baik. Ketika tau bahwa hal itu baik, dan HARUS dilakukan, mereka melakukannya sekarang juga. Mereka semua ditempa sejak SEKARANG. Entah ‘sekarang’ adalah masa kecil mereka, remaja, yang jelas mereka telah melewati bukit-lembah itu. Dan mereka survive. Why is that? Karena mereka sadar, mereka butuh untuk DITEMPA. Dua puluh persen itu nggak pernah ngerasa berat di setiap kesulitan, nggak pernah ngeluh disetiap tantangan, bahkan nggak nyerah disetiap air mata. Karena para duapuluh persen itu tau bahwa segala kesukaran, tantangan dan air mata ini adalah bukti pengorbanan yang akan mereka tagih pada waktunya nanti.

BERSAKIT SAKIT DAHULU, BERSENANG-SENANG KEMUDIAN. Pribahasa ini benar. Namun, bagi duapuluh persen orang tadi, BERSERIUS SERIUS DAHULU, BERSERIUS SERIUS KEMUDIAN jauh lebih tepat. Kenapa? Karena orang-orang sukses, pemimpin sejati, tidak pernah beristirahat. Berserius-serius sejak sekarang, berkeringat, menangis, tapi kemudian mendapatkan lebih dari pada orang-orang kebanyakan. Lantas setelah mendapatkan sesuatu tersebut mereka tenang? TIDAK! Mereka kembali berserius-serius dengan taraf keseriusan yang lebih dari pada sebelumnya. Karena ketika mereka sudah berada dalam 10% itu, mereka ibarat bersaing dengan pesaing yang juga sudah ditempa sebelumnya. Lebih berat. Karenanya, saya bilang diawal, orang-orang sukses itu tidak pernah nyaman pada Comfort Zone. Mereka pasti resah karena ingin memberikan yang lebih-lebih dan lebih. Serakah? Tentu tidak. Karena saya katakana, mereka MEMBERI lebih bukan MENGAMBIL lebih.

Dewasa ini, harta memang menjadi motif utama manusia meraih kesuksesan. Dari buku yang say abaca Inspiring One oleh Muhaimin Iqbal, harta boleh-boleh saja dijadikan motivasi, tapi harus ada niat yang lebih dalam dari sekedar harta untuk menjadikan kita pesukses sejati. Yaitu tadi, niat MEMBERI.
Anggap saja Anda sekarang seorang Manager di sebuah perusahaan air minum terkenal. Anda hidup bahagia. Gaji Anda mencukupi kebutuhan keluarga, bahkan meluap. Boss Anda terlihat baik-baik saja. Anak buah Anda juga manut-manut saja. Jika Anda bekerja atas dasar harta, saya rasa Anda telah berhenti pada titik ini. Kesuksesan yang Anda harapkan sudah terkabul. SELESAI. TAMAT. Anda akan hidup seperti itu dua puluh tahun, tiga puluh tahun kedepan. Tapi ketika Anda bekerja atas niat memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Bagi dunia. Bagi hidup, Anda tidak akan puas pada posisi Anda saat ini. Anda akan terus menggali potensi diri. Memikirkan bagaimana agar air minum dapat dinikmati seluruh pelosok negeri. Bagaimana agar mereka yang tak mampu juga bisa mendapat air minum bersih. Anda akan tetap berjuang. Efek sampingnya? Mungkin teman-teman Anda menjudge Anda carmuk, sok-sokan dlsb. So what? You do the right, you know its right. So just go forward and do not stop even aback!
Buku Inspiring One. Saya rekomendasikan untuk Anda
yang ingin mnjd entrepreuner sukses

Untuk teman-teman, setelah membaca tulisan ini, saya harap, teman-teman semua nggak akan menganggap suatu kesukaran, tantangan, air mata adalah kegagalan dihidup teman-teman. Justru kita harusnya bersyukur apabila Tuhan mengkondisikan keadaan yang berat pada diri kita saat ini, itu berarti Tuhan mengizinkan kita untuk ditest, siap atau tidak memimpin dimasa nanti.


TERUSLAH BERJUANG UNTUK MEMPEREBUTKAN 20%

KETIKA TELAH ADA PADA 20%, TETAP JADILAH PEMBERI YANG TULUS

Beberapa quotes untuk calon true leader:



Aula berdenging. Bukan, bukan suara mic. Bukan hujan. Bukan pula lebah. Ini dengungan suci. Ini dengingan Quran dari setiap mulut-mulut kami. Ada yang menghafal, ada yang membaca, ada yang menyetor ayat, atau sekedar murojaah. Rutinitas selepas Maghrib yang kami lakukan. Rutinitas yang—jujur saja—sebagian dari kami masih berat melaksanakannya. Rutinitas yang—jujur saja—kami masih ogah-ogahan. Padahal kami semua tahu, semata-mata kegiatan itu demi meraih ridho Ilahi. Tabungan masa depan. Kami semua tahu.

Malam itu.
Ustadz Muhib, ‘guru besar’ kami tiba-tiba berbicara. Jika kau ada disana malam itu, kau bisa mendengarnya dengan jelas. Betapa suara Ustadz Muhib bergetar hebat. “Afwan anak-anak. Hentikan sebentar.” Aula yang tadinya berdenging, kini senyap. Kepala-kepala yang sebelumnya tertunduk menghadap Quran serentak terangkat, mengalihkan penglihatan ke Ustadz Muhib. “Ustadz baru dapat informasi… Saudara kita, Kakak kelas antum, Adik kelas antum, Sahabat antum, Farahdita baru saja dipanggil Allah.” Ujung suara Ustadz Muhib tidak lagi terdengar. Redam oleh tangisan kami yang tumpah seketika. Sesak rasanya.

Malam itu.
Kami kehilangan seorang teman. Seorang sahabat. Teman sekelas kami. Farahdita Dwi Riska. Tepat pada Minggu, sebelum kepulangan kami ke rumah masing-masing. Berlibur. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Salak, Bogor, tepat di ruangan ICU. Kata Dokter, virus tipus itu menyerang hingga ke batang otaknya. Sebelum dibawa ke rumah sakit, bobot tubuhnya turun sebanyak 8 kg. Farah sakit. Hanya sakit. Ia akan sembuh secepatnya, dan kembali bersama kami. Itu piker kami sebelum mendapati berita malam itu.

Malam itu.
Mama Farah bergegas terbang ke Bogor. Tunggu, terbang? Ya, kampong halaman Farah ialah Riau. Ribuan km terpisah dari tempatnya menuntut ilmu. Kawan, mungkin kita semua berpikir, membayangkan, bagaimana perasaan Mamanya Farah? Kehilangan anak bungsunya. Perempuan satu-satunya. Bagian darah dagingnya. Sementara ia tak bisa menemani. Kita semua berpikir demikian. Tapi, Kawan, asal kalian tahu, Farah pergi ditemani orang-orang yang amat mencintainya. Beberapa teman kami yang sedang giliran menjaga, guru-guru, muadib/ah, orangtua FOSIS, yayasan, beberapa alumni. Farah tidak sendiri malam itu. Ia dikelilingi aura suka cita dari orang-orang disisinya.

Malam itu.
Allah menagih apa yang telah Ia pinjamkan selama ini. Yang Ia titipkan.
Seseorang yang telah menjadi bagian dari hidup kami.
Ya Allah.
‘Waktu’ memang tak mengenal usia. Tempat. Cara.
Tanpa pandang bulu, izroil mencabut siapa-siapa yang telah digariskan.
Tanpa peduli akan mimpi-mimpi yang belum tercapai. Betapa Farah ingin sukses dalam LKMA 2015 kita. Ia amat ingin ke Jepang. Bersama kami.
Tanpa melirik perasaan perasaan yang masih terkubur.

Malam itu juga kami berdoa.
Ya Allah.
Berikan Farah singgasana tercantik di Surga-Mu. Perkenankan ia berenang-renang di Danau Susu itu. Berikan ia mahkota termewah daripada mewahnya semua penguasa bumi. Biarkan Farah bercengkrama dengan Fatimatuz Zahra dan ayahnya. Izinkan Farah menyaksikan kami disini dengan bahagia. Kami keluarganya.
Ya Allah, karena atas-Mu kami mencintai Farah.

“DAN CUKUPLAH KEMATIAN ITU MENJADI NASIHAT BAGIMU-“

Ps: Far, nanti kita semua reunion di Surga ya!
Subscribe to: Posts ( Atom )

About Me

My photo
Rizka Nurul Afifa
wide-eyed wanderer that easily enchanted.
View my complete profile

Visitors

Friends

Latest Comments

Blog Archive

  • ►  2020 (7)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2017 (12)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (7)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (23)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ▼  July (3)
      • Bukan Pertikaian, Melainkan Penjajahan!
      • The True Leaders
      • Malam itu. Kami ditinggal.
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (32)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2012 (37)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (6)
    • ►  January (7)
  • ►  2011 (48)
    • ►  December (21)
    • ►  November (11)
    • ►  October (6)
    • ►  September (2)
    • ►  June (8)
Rizka Nurul Afifa. Powered by Blogger.

Popular

  • Arti NIM, Daftar Fakultas, Rincian Cluster dan Mata Kuliah Mahasiswa PPKU alias TPB di IPB
    Ngomong-ngomong soal mahasiswa baru, pasti kita semua setuju sebagian besar dari ‘mereka’ adalah anak-anak fresh graduate (from high s...
  • Fowkes.
    So today I decided to say good bye to instagram. For a year (perhaps). Sebenernya engga ada alasan khusus. Waktu UAS kemaren udah sempet ny...
  • Resolusi Tahun Baru, Lagi
    Jujur aja, rasanya bosen banget menghadapi tahun baru yang itu-itu aja. Bukan, bukan karena setiap tahun baru aku selalu di rumah. Itu mah ...
  • Cara Mengetahui Stalker Twitter dan Facebook
    Yeeyhaaa! Blogger kempeng ini balik! Em, kali ini gue mau ngeshare ilmu aja,hueheh. Setelah sekian lama engga ngecheck stalker, semalem gue...
  • Islamic Civilization Conference at Sentul International Convention Center
    “SICC, make some noiiisseeeeee!” Begitulah biasanya guncangan yang terdengar dari gedung SICC alias Sentul International Convention Cent...

Instagram

Categories

ART (46) Cerpen (7) Class (18) Events (40) Film (26) From my eyes (78) IPB (19) Inspiratif (47) Islami (19) Japan (2) Learn (56) News (25) Novel (4) Pramuka (20) Spirit (67) Story (20)



Search

Copyright 2014 art of life.
Designed by OddThemes