PEMIMPIN SEJATI tidak DILAHIRKAN melalui KEMUDAHAN, KESENANGAN, dan KENYAMANAN.
MEREKA DIBENTUK melalui KESUKARAN, TANTANGAN dan tak jarang AIR MATA!
Kata-kata Pak Karebet ini selalu aku ingat setiap terbentur
oleh semua ‘kepayahan’. Kalimat itu benar. Tidak salah.
Seorang pemimpin itu hanya dapat terbentuk dari kondisi yang
sulit. DITEMPA! Mana ada sih pemimpin sejati yang dimasa mudanya cuma bisa
having fun? Mana ada sih orang sukses yang dimasa luangnya cuma ngapalin
lirik-lirik lagu? Mana ada sih eksmud yang pas kecil kerjanya ngurusin pacar
mulu? NGGAK ADA! Kecuali pemimpin bajingan yang bisa jadi pemimpin karena
tangan kirinya. But, anyway, siapa juga sih yang mau kayak gitu? Pasti kita
semua pengennya jadi orang sukses karena perjuangan kita sendiri. Semua orang
ingin sukses. Bahagia.
Dalam perjalanan kita untuk meraih kebahagiaan itu, butuh
waktu yang lama. Nggak serta merta kita tahajud dini hari, paginya kita
langsung duduk di kursi manager gedongan. Ngayal mah bisa! Dan waktu yang lama
itu nggak dimulai sejak…nanti.
“Ntar aja deuh seriusnya, SMA mah buat pacaran dulu aja.”
“Gua mau serius
pas udah dapet KTP ajalah. Udah dianggep negara.”
“Kalo udah kuliah, gua mau nabunglah buat pergi haji.”
“Gua pake kerudung pas udah nikah ajalah. Sayang kalo
sekarang, rambut lagi cakep-cakepnya.”
“Ntar kalo udah semester lima, gua bener-bener fokus buat
dapet IP 3,75!”
“Yaelah, gua masih naik kelas ini, kenapa sih ambisius
banget sama peringkat?!”
“Haha, gua mah ogah ikut acara begituan. Nyape’ nyapein
doangg!”
“Dih, lo ngapain sedekah? Kayak udah kaya aja lo.”
Pernah denger kalimat seperti tadi? Saya yakin, bukan lagi ‘pernah’.
Tapi, SERING! Kebiasaan menunda suatu target, menunda perubahan positif,
menunda perilaku baik, masih menjadi hobby bagi masyarakat dunia saat
ini. Khususnya Indonesia.
Teman-teman semua pasti sudah memahami apa itu Hukum Pareto.
Yap, sedikit menjelaskan. Hokum Pareto adalah seperti ini.
20% : 80%
(20 persen adalah penyebab terjadinya 80% efek)
Apa maksudnya? Ada 20% orang yang MENGUASAI 80% orang. Sedangkan 80% orang yang dikuasai MEMPEREBUTKAN jatah 20% orang. Bisa dipahami?
Hukum Pareto ini menyadarkan kepada kita betapa sedikitnya
orang-orang sukses di dunia. Lah, kenapa bisa, orang sukses didunia ini hanya
sepersekian dibandingkan orang biasa? Jawabannya tadi ada diatas. Dua puluh persen
orang-orang ini, dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata. Dua puluh persen
orang-orang itu MERASA BUTUH UNTUK DITEMPA. MERASA BUTUH TANTANGAN. MERASA
RISAU KETIKA DUDUK MANTAP PADA COMFORT ZONE. Dua puluh persen itulah
orang-orang yang bertitle PEMIMPIN SEJATI.
Lantas, kesukaran jenis apa yang dihadapi para duapuluh persen
itu? Banyak. Bermacam. Salah satunya adalah, mereka tidak pernah menunda segala
bentuk perbuatan baik. Ketika tau bahwa hal itu baik, dan HARUS dilakukan, mereka melakukannya sekarang juga. Mereka semua ditempa sejak SEKARANG. Entah ‘sekarang’
adalah masa kecil mereka, remaja, yang jelas mereka telah melewati bukit-lembah
itu. Dan mereka survive. Why is that? Karena mereka sadar, mereka butuh untuk
DITEMPA. Dua puluh persen itu nggak pernah ngerasa berat di setiap kesulitan,
nggak pernah ngeluh disetiap tantangan, bahkan nggak nyerah disetiap air mata. Karena
para duapuluh persen itu tau bahwa segala kesukaran, tantangan dan air mata ini
adalah bukti pengorbanan yang akan mereka tagih pada waktunya nanti.
BERSAKIT SAKIT DAHULU, BERSENANG-SENANG KEMUDIAN. Pribahasa ini
benar. Namun, bagi duapuluh persen orang tadi, BERSERIUS SERIUS DAHULU,
BERSERIUS SERIUS KEMUDIAN jauh lebih tepat. Kenapa? Karena orang-orang sukses,
pemimpin sejati, tidak pernah beristirahat. Berserius-serius sejak sekarang,
berkeringat, menangis, tapi kemudian mendapatkan lebih dari pada orang-orang
kebanyakan. Lantas setelah mendapatkan sesuatu tersebut mereka tenang? TIDAK! Mereka
kembali berserius-serius dengan taraf keseriusan yang lebih dari pada
sebelumnya. Karena ketika mereka sudah berada dalam 10% itu, mereka ibarat
bersaing dengan pesaing yang juga sudah ditempa sebelumnya. Lebih berat. Karenanya,
saya bilang diawal, orang-orang sukses itu tidak pernah nyaman pada Comfort
Zone. Mereka pasti resah karena ingin memberikan yang lebih-lebih dan lebih.
Serakah? Tentu tidak. Karena saya katakana, mereka MEMBERI lebih bukan
MENGAMBIL lebih.
Dewasa ini, harta memang menjadi motif utama manusia meraih
kesuksesan. Dari buku yang say abaca Inspiring One oleh Muhaimin Iqbal, harta boleh-boleh saja dijadikan motivasi, tapi harus ada niat yang
lebih dalam dari sekedar harta untuk menjadikan kita pesukses sejati. Yaitu tadi,
niat MEMBERI.
Anggap saja Anda sekarang seorang Manager di sebuah
perusahaan air minum terkenal. Anda hidup bahagia. Gaji Anda mencukupi
kebutuhan keluarga, bahkan meluap. Boss Anda terlihat baik-baik saja. Anak buah
Anda juga manut-manut saja. Jika Anda bekerja atas dasar harta, saya rasa Anda
telah berhenti pada titik ini. Kesuksesan yang Anda harapkan sudah terkabul.
SELESAI. TAMAT. Anda akan hidup seperti itu dua puluh tahun, tiga puluh tahun
kedepan. Tapi ketika Anda bekerja atas niat memberikan yang terbaik bagi
masyarakat. Bagi dunia. Bagi hidup, Anda tidak akan puas pada posisi Anda saat
ini. Anda akan terus menggali potensi diri. Memikirkan bagaimana agar air minum
dapat dinikmati seluruh pelosok negeri. Bagaimana agar mereka yang tak mampu
juga bisa mendapat air minum bersih. Anda akan tetap berjuang. Efek sampingnya?
Mungkin teman-teman Anda menjudge Anda carmuk, sok-sokan dlsb. So what? You do
the right, you know its right. So just go forward and do not stop even aback!
Buku Inspiring One. Saya rekomendasikan untuk Anda yang ingin mnjd entrepreuner sukses |
Untuk teman-teman, setelah membaca tulisan ini, saya harap,
teman-teman semua nggak akan menganggap suatu kesukaran, tantangan, air mata
adalah kegagalan dihidup teman-teman. Justru kita harusnya bersyukur apabila
Tuhan mengkondisikan keadaan yang berat pada diri kita saat ini, itu berarti
Tuhan mengizinkan kita untuk ditest, siap atau tidak memimpin dimasa nanti.
TERUSLAH BERJUANG UNTUK MEMPEREBUTKAN 20%
KETIKA TELAH ADA PADA 20%, TETAP JADILAH PEMBERI YANG TULUS
Beberapa quotes untuk calon true leader:
ABOUT THE AUTHOR
Hai kenalin! Gue Rizka, sekarang mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB. Gue sukanya banyak, salah satunya adalah nulis dan makin kesini gue makin menyadari ada banyak hal dalam hidup ini yang kadang perlu dikritisi, didukung, atau disebarluaskan. Makanya blog adalah tempat yang gue rasa tepat untuk menyalurkan semua itu. Sambil sesekali bisa jadi tempat gue berbagi cerita. Salam kenal dan selamat membaca!
0 comments:
Post a Comment