SMAIT Insantama Berwisata Sekaligus Belajar Bisnis

Tegalwaru, Bogor— Sebanyak 96 siswi kelas 10, 11, dan 12 SMAIT Insantama melakukan kunjungan ke Kampung Wisata Bisnis pada Rabu (17/12). Peserta kegiatan tampak antusias begitu menginjakkan kaki di desa yang berada dalam Kecamatan Ciampea ini.
Bu Tatiek mengisi acara
            Pukul 08.30 WIB, rombongan disambut oleh Tatiek Kancaniti, penggagas Kampung Wisata Bisnis. Dibantu oleh tayangan-tayangan video serta foto, wanita yang akrab disapa Bu Tatiek ini memperkenalkan peserta akan kampung yang telah dikunjungi oleh lebih dari 35000 orang ini. Kampung Wisata Bisnis sendiri telah mendayagunakan hampir setiap rumah dalam desa untuk membuka usaha sendiri. Setiap spot usaha dinamai sesuai usahanya seperti Imah Jamu, Imah Tas, Imah Wayang Golek, Imah Kerupuk, Imah Kelinci, Imah Jamur, Imah Nata de Coco, dan masih banyak lagi. Sehingga selain menjadi objek wisata, Kampung Wisata Bisnis juga menjadi sarana belajar merintis bisnis untuk berbagai lapisan masyarakat dan tingkat usia.

            Dalam kesempatan ini, Tatiek turut memberi motivasi berbisnis mengingat dewasa ini uang telah menjadi kebutuhan yang setiap orang butuhkan, sementara jika terus bergantung pada gaji, peluang untuk ‘makin kaya’ lebih sulit didapat. Karena itu, perlu dibangun jiwa entrepreneur dalam diri sejak sedini mungkin. “Apapun profesi kalian nanti, kalian tetap bisa menjadi seorang pengusaha. Seorang karyawan masih bisa membuka usaha pada hari Sabtu atau Minggu. Bahkan dokter sekalipun, diwaktu senggangnya masih bisa berjualan online. Ada banyak cara untuk mencari rezeki” ungkapnya.

            Selanjutnya, rombongan SMAIT Insantama dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan praktik pernak-pernik berbahan dasar tepung yang ditemani oleh Rizki, pemilik brand Evriz (kerajinan tangan berbahan dasar clay). Sebelum memulai materi, pria yang lebih senang dipanggil Mas Rizki ini mengaku bahwa ia telah melewati masa-masa terpuruk hingga akhirnya bisa sesukses sekarang ini. “Sejak kelas delapan, setiap pulang sekolah, saya selalu mungutin gelas-gelas sambil menjadi calo angkot. Selepas Isya, saya mengamen dari angkot ke angkot. Kalau pendapatan saya hari itu lebih dari target, baru saya berani pulang ke rumah naik angkot, kalau enggak, saya jalan kaki sampai rumah. Begitu keseharian saya hingga lulus SMA” akunya.
Kak Rizki dengan materinya
            Setelah mengenal clay dan akhirnya menemukan bahwa tepung adalah bahan dasar terbaik dalam bisnis ini, Rizki dibantu Bu Tatiek belajar marketing serta menjadi public speaker yang baik. Hingga kini, produk-produknya telah menjamahi Korea, Australia, dan sedang dalam proses menuju Eropa. Sebagian besar siswi berdecak kagum mendengar cerita hidup Mas Rizki. Kemudian, dibantu rekannya, Dita dan Uus, Rizki membagikan adonan tepung terigu kepada seluruh peserta kegiatan. Secara perlahan, siswi-siswi diajarkan bagaimana cara memberi warna yang pekat pada adonan, bagaimana teknik mebuat bentuk-bentuk dasar, serta informasi seputar clay dan jenis-jenisnya.

            Sementara kelompok pertama asyik berkreasi membuat pernak-pernik dari tepung, kelompok dua tengah berebut untuk mencoba membuat kerupuk di Imah Kerupuk. Proses pemasukan adonan hingga penggorengan kerupuk dapat dilihat langsung oleh siswa. “Kalau melihat abang-abangnya membentuk kerupuk, rasanya mudah banget. Tapi waktu dicoba, ternyata sulit! Adonan saya tumpah-tumpah.” Ujar Fahma (16), salah satu siswi kelas 11. Karena penasaran, beberapa siswi bahkan mencicipi adonan kerupuk mentah yang ternyata terasa lezat bagi mereka. Sebagai oleh-oleh, banyak peserta kegiatan yang membeli kerupuk langsung dari penggorengannya. Bahkan beberapa mencoba memasukkan kerupuknya sendiri ke dalam plastik. Kerupuk inilah yang menjadi teman santap siang dan istirahat Sholat Zuhur tak lama kemudian.


            Sebelum pulang, siswi SMAIT Insantama berkesempatan untuk mengelilingi kebun herbal sambil belajar seputar manfaat dan cara pengobatan. Sebagai bonus dari Kampung Wisata Bisnis, setiap peserta mendapat segelas sirup Rosella asli dari kebun. Setelah kenyang perut dan ilmu, rombongan berterimakasih pada Ibu Tatiek, Mas Rizki, dan rekan-rekan lantas bertolak kembali ke kampus SIT Insantama (Rizka).


*belajar nulis berita

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hai kenalin! Gue Rizka, sekarang mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB. Gue sukanya banyak, salah satunya adalah nulis dan makin kesini gue makin menyadari ada banyak hal dalam hidup ini yang kadang perlu dikritisi, didukung, atau disebarluaskan. Makanya blog adalah tempat yang gue rasa tepat untuk menyalurkan semua itu. Sambil sesekali bisa jadi tempat gue berbagi cerita. Salam kenal dan selamat membaca!

0 comments:

Post a Comment