Pra-LKMA 1 : Kunjungan ke IEYI dan Bakrie's Group (Tower)

Holla, apa kabar pembaca yang terhormat? Yang entah memasukkan keyword apa digoogle kemudian tanpa sengaja melihat laman ini, atau yang memang sengaja berniat membaca tulisan ini. Terimakasih yang luar biasa saya ucapkan karena, kalianlah motivasi utama saya untuk tetap menulis. Untuk terus berbagi.

Kesempatan kali ini, saya akan menulis dengan gaya yang formal. Saya rasa ini sekedar latihan menulis formal, mungkin suatu hari saya harus menuliskan core competition dalam cv yang baik? Atau bisa jadi ini hanya karena saya masih terseret arus tulisan Peter van Houtan, dan 'para penggemarnya' yang hanya fiktif itu. Baik, hentikan itu.

Kamis lalu, tepatnya pada 30 Oktober, saya mendapat sebuah banyak pengalaman. Saya bersama siswa/i kelas 11 dan 12 SMAIT Insantama lainnya melakukan kunjungan ke IEYI dan Menara Bakrie (Jakarta). Nah, biarkan saya bercerita berdasarkan kronologi kejadian hari itu.

Pukul 09.00 pagi, kami semua telah siap didalam bus, diabsen, dan tidak sarapan. Oke, itu hari Kamis, kami semua puasa sunnah, dan kunjungan yang sekedar ke Jakarta tidak boleh membiarkan kami untuk tidak menjalankan apa yang Rasulullah lakukan. Sepanjang perjalanan kami begitu menikmatinya, tapi hampir sepanjang jalan saya hanya mendengar iPod. (oh ayolah, Thinking Out Loud dan U.N.I terlalu sulit dihapal tanpa lirik!). So, where were we going? Kami semua melaju menuju Exhibition Hall, Gedung SMESCO, Jakarta Selatan. Kami tiba di Smesco pukul 11.00 lebih kurang, dan disinilah IEYI diadakan. Apa itu IEYI? International Exhibition for Young Inventors. Ini berupa pameran yang diselenggarakan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dimana yang dipamerkan adalah hasil karya peserta lomba yang diadakan oleh LIPI sendiri; LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) dan NYIA (National Young Inventor Awards) serta inovasi-inovasi alat dari youth generation seluruh dunia.

Saya dan rombongan diberi waktu untuk melihat-lihat hingga pukul 13.30 siang. So, I would never miss it. Ada banyak stand yang saya kunjungi. Mungkin beberapa diantaranya, saya berkunjung ke stand Multi Energy-Saving Washing Machine milik team Li Bo-Chen, Wu I-Cheng dan Tseng You-Teng. Mereka menciptakan sebuah mesin cuci mini yang bekerja sendirinya. Bo-Chen mengatakan bahwa idenya berasal dari "I would decrease the hard of Mom's. So I did this." Dia merasa sedih melihat ibunya yang mencuci seluruh pakaiannya dengan tangan sehingga ia menciptakan mesin cuci otomatis ini. Lantas, kelebihannya dibanding dengan mesin cuci yang sekarang hampir ada disetiap rumah apa? Ukurannya yang lebih sederhana, dan mesin ini tidak membutuhkan listrik, sehingga kapanpun bisa digunakan.

Saya juga mengunjungi salah satu stand Jepang, yakni milik Takeshi Kishimoto. Ia menciptakan sebuah alat yakni rambu-rambu lalu lintas by voices. Jadi alat yang ia buat dapat mengeluarkan suara dengan sendirinya, seperti 'lampu pejalan kaki', etc. Ia menciptakan ini guna memudahkan orang-orang buta yang berjalan kaki. Sehingga orang buta pun dapat menggunakan jalanan tanpa harus merasa 'stres'. Dan tebak usia Takeshi? TIGA BELAS TAHUN.

Ada lagi Fang-Shong, bocah 11 tahun ini menciptakan kursi roda berpayung. Dan ternyata payung tidak hanya disediakan bagi pengguna kursi roda, tapi juga bagi pendorong kursi. Sederhana? Iya. Tapi apakah kemarin Anda berpikir untuk membuat hal sederhana ini? Tidak. Dan ketika saya tanya tentang ide yang membuatnya menciptakan hal ini ia mengatakan bahwa ia merasa sedih bahwa neneknya yang tidak dapat berjalan ingin ke taman, sementara cuaca diluar sering berubah-ubah, panas, hujan, yang jelas tidak baik untuk manula. So he just made that.

Tapi dari semua overseas' stands, yang paling saya sukai adalah stand Good Mom Eyes Protecter (Keep Myopia Away From Now). Jadi, Brandon-Chen, anak sebelas tahun asal Taiwan ini mebuat sebuah meja belajar yang multifungsi, dengan multi-abiliti juga. Meja ciptaan Brandon ini memiliki sebuah lampu utama yang akan menyala otomatis apabila sesorang menduduki kursinya. Kedua, disisi meja terdapat lampu merah putih yang menyilaukan yang hanya akan menyala apabila meja mendeteksi kepala pengguna terlalu dekat dengan meja. Ini bersifat alarming sehingga pengguna tidak membaca/menulis terlalu dekat dengan meja. Dan meja akan bergetar apabila kepala menempel dengan meja. Mungkin dalam kasus ketiduran, sehingga getaran dari meja akan membangunkan pengguna untuk terus belajar, atau tidur di tempat tidur. Fungsinya? Mata pengguna akan terhindar jauh dari segala jenis penyakit mata, khususnya miopi. Dan tulang belakang pengguna akan lebih baik dengan posisi duduk yang baik ini. Dan yang terpenting, para ibu dirumah tidak perlu khawatir mengawasi anaknya belajar agar bisa mengingatkan mereka apabila duduk dalam kondisi yang salah. Catat kembali, Brandon-Chen is an eleven years old boy!

Dari Indonesia sendiri, ada Syifa Naila (asal SMAIT Insantama) yang menciptakan mesin cuci berputar dalam ember, yang bergerak dengan tenaga generator. Ada juga Annisa Nurul dan Nur Syafiq asal SMAN 4 Pontianak yang menciptakan softlense bagi penderita buta warna. Softlense dibuat dengan ekstra secang. Mereka terinspirasi dari dua orang kakak kelasnya yang menderita buta warna.

Pelajaran paling utama yang saya dapat adalah, mereka semua membuat alat-alat itu dengan tujuan membantu sesama. Dan apabila kita berucap, "saya tidak pernah terpikir hal itu" saya berani mengatakan kepedulian kita terhadap sesama masih kurang. Tingkatkan 'concern' kita pada sesama, manusia, bumi, dan ide-ide itu akan terlahir dengan sendirinya.

Akhirnya, pukul setengah dua, kami kembali ke bus dan langsung bertolak menuju Bakrie's Tower. Oke, apa yang Anda bayangkan jika mendengar kata 'Bakrie'? Ya, saya juga. Yang saya lihat adalah foto Aburizal Bakrie, haha. Tapi setelah kunjungan ini, tidak lagi. Terletak di Bakrieland jika saya tidak salah, tidak dapat dipungkiri bahwa gedung milik Bakrie Brothers ini memang luar biasa. Saya saja sampai lupa bertanya berapa lantai yang dimiliki gedung ini. Sebab saya dan rombongan saja naik ke lantai 37! Dari jendela gedung yang lebar-lebar, saya melihat gedung-gedung lain yang jauh lebih rendah. Disini kami disambut oleh Pak Okder, CEO Bakrie Brother serta Pak Arifin yang menurut pernyataan Pak Okder, 'baru' bekerja di Bakrie selama 38 tahun. Baru!

Sebelum memulai, Pak Arifin menjelaskan bahwa, adalah tradisi bagi Bakrie untuk memperkenalkan setiap tamu tentang apa itu Bakrie Group. Well then, kami disuguhkan berita perkenalan Bakrie yang luar biasa. Tentang apasaja bidang yang digerakkan Bakrie, fuel, telecom, dan lainnya. Oh I bet you'll spechless to know. So did I.



Pada kesempatan ini, siswa/i kelas 12 melaksanakan presentasi mengenai LKMA 2014 flies to Australia. Dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari Bakrie. "Sejak datang, saya ini sudah melihat aura mahasiswa pada diri kalian." puji Pak Okder setelah melihat siswa kelas 12 presentasi. Bicara tentang LKMA 2014, tadi pagi, tepat selepas sholat shubuh (2/11) rombongan LKMA 2014 berangkat menuju Soekarno Hatta. THEIR SHOWTIMES CAME! Mereka akan transit di Malaysia sekitar 9 jam, baru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Sydney. What a trip! Setelah perjuangan sebelas bulan lebih dana ratusan juta itu dapat mereka kumpulkan dan Australia telah berteriak minta diinjak. Well, kita doakan kesuksesan Titanium (nama angkatan mereka) di Australia, semoga semua urusannya dimudahkan. Amin.
Kemudian dilanjutkan dengan advising yang diberikan oleh Pak Okder kepada kami semua. Ada beberapa catatan yang saya ingat, (1) Do what you love. Love what you do. Jika kita punya passion pada sesuatu, lakukanlah, dan cintailah. Dan apabila kita sedang melakukan sesuatu yang menjadi kewajiban saat ini, cintailah. (2) Be confident. (3) Kuasai Bahasa. Karena kita bersaing bukan lagi di lokal, tapi di dunia. Bagaimana kita bisa bersaing jika kita tidak bisa berinteraksi dengan dunia? dan masih banyak lagi. Pak Okder juga mengatakan, kalianlah penerus saya, penerus Pak Arifin yang mungkin tidak lama lagi lengser. Dan kalimat itu langsung disambut amin dari kami.

Kemudian, Kak Faris Arkan, mewakili ketua LKMA 2014 (seharusnya Kak Ino, tapi masih dalam kegiatan LKIR) memberikan cinderamata khas LKMA, tottebag, plakat dll. Dan sebaliknya, Bakrie mengoleh-olehkan dua buah goodybag dengan segala macam isinya. Dan yang saya pikirkan, mungkin kelas sebelas lainnya adalah, tahun depan kami yang akan presentasi, kami yang akan tertusuk atau terbang. Tahun depan.

Setelah itu, kami berkesempatan untuk sholat maghrib dan berbuka puasa. I swear what a golden time, berbuka puasa ditemani matahari terbenam. Setelah kenyang, kami berpamitan dan kembali. FYI, menuruni lift dari lantai 37 ke lantai 1 hanya ditempuh dalam beberapa detik, dan saya serius, telinga kami semua merasa pengang sesaat. But, that what people say experience.

Perjalanan menuju Bogor ditempuh sunyi didalam bus. Lelah, kami semua tertidur. Dan harus bisa menerima kenyataan bahwa pukul sepuluh malam, kami telah tiba di asrama. What a day!


Bogor, 2 November 2014
Hormat Saya,
Rizka.
Gambar menyusul.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hai kenalin! Gue Rizka, sekarang mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB. Gue sukanya banyak, salah satunya adalah nulis dan makin kesini gue makin menyadari ada banyak hal dalam hidup ini yang kadang perlu dikritisi, didukung, atau disebarluaskan. Makanya blog adalah tempat yang gue rasa tepat untuk menyalurkan semua itu. Sambil sesekali bisa jadi tempat gue berbagi cerita. Salam kenal dan selamat membaca!

0 comments:

Post a Comment