art of life

I share

  • Home
  • Ask me
  • Tweet me
  • Watch me
Home Archive for February 2017
Akhirnya aku kesampean beli novel karangan Eka Kurniawan lagi. Kali ini judulnya, "O". Setelah sebelumnya cuma bisa ngelus-ngelus itu novel di toko buku. Enggak lain enggak bukan karena harganya yang bikin sesek napaaas😭😭. Seratus ribu lebih, 124ribu apa kalo ga salah. Menurut aku harga segitu untuk novel Indonesia kemahalan bangetttt (tdq nasionalis wkw😅). Ya kan kalo novel impor masih wajar gitu kan, bahasa inggris langsung karya si penulisnya langsunggg tanpa edit-edit, tanpa terjemah-terjemah kaku tanpa keindahan diksi, lah ini kalo indonesia kan segitu bisa untuk beli 2 buku normal sekalian hehehe. Tapi akhirnya rejeki itu datang, harbolnas kemarin (Hari Belanja Online Nasional, 12 Desember 2016), novel O aku sanggup beli karna dapet potongan 70%. GILAKANN, TUJUH PULUH PERSEN TJOY! Tapi ternyata buku2 yang aku pesen di harbolnas itu datengnya super lamaa, dan baru tiba menjelang UAS kemaren. Nggak mungkin kan orang-orang yang lain pada belajar aku malah baca novel😅. Jadinya, semua novel malah aku bawa liburan.

Dan yes singkatnya, tadi siang aku baru namatin O karya Eka Kurniawan. Dan entah kenapa kepikiran aja gitu mau sok sokan review. Padahal bukan pengamat.

“Cinta dan ketololan seringkali hanya masalah bagaimana seseorang melihatnya” (hlm. 216)

Kenapa Pengen Banget Punya Novel O
Sebenernya sederhana, karena itu Eka Kurniawan, dan karena itu O (wkwkek apesih😂). Aku pertama kali baca tulisannya Eka Kurniawan itu yang judulnya Corat-Coret di Toilet, waktu itu dapet gratis karna dihadiahkan seorang teman hehe. Dan dari buku itu aku langsung jatuh cinta sama Eka Kurniawan. Suka banget gaya menulisnya yang bebas tapi tajaaam. Kena banget gitu. Terus ada Lelaki Harimau, tapi sumpah yang itu licin paraaah, gue ngerasa terlalu kecil buat review lalala-nya. Dan untuk novel O kali ini karena emang hebat banget sih marketingnya. Judulnya cuma satu huruf. Bahkan banyak yang bingung itu bacanya O atau nol atau kosong atau bulet wkwk. Dannn, sinopsisnya cuma satu kalimat;

Tentang seekor monyet yang ingin menikah dengan Kaisar Dangdut.

Udahh, gitu doang. Mungkin seharusnya orang biasa malah jadi males kan, karena covernya yang childish abis gitu. Tapi kalo kamu udah tau Eka Kurniawan, pasti justru dibuat mati penasaran. Pengen tau apa yang sebenernya yang dimaksud Eka dibalik Seekor monyet yang ingin menikah dengan Kaisar Dangdut-nya.

“Kata Tetua Monyet, Kau Hidup terlalu tua sampai tak bisa melihat selalu ada banyak jalan untuk segala sesuatu” (hlm. 233)


Sekitar dua minggu yang lalu, aku dapat kiriman dari seorang teman melalui instagram (masih bebas main ig). Isi kirimannya tentang proses pembangunan Masjid Indonesia Tokyo yang ternyata butuh bantuan dana agar benar-benar dapat dibangunkan.

Tanpa ceramah panjang lebar pun, pasti kita semua paham urgensitas membangun sebuah masjid. Sebagaimana hadits Rasul yang sengaja aku letakan di awal tulisan ini. Namun ternyata, perihal Masjid Indonesia Tokyo ini jauh lebih mendesak dari sekedar 'membangun' masjid biasa. Karena apa, bila dana yang dikumpulkan masih kurang dari target, maka dikhawatirkan proses pembangunan akan melibatkan riba. Naudzubillah. Tentu kita semua ingat bahwa riba merupakan salah satu larangan Allah SWT.

Karena hal inilah, aku jadi geregetan untuk ngeshare berita ini ke teman-teman semua.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa KMII-J atau Keluarga Masyarakat Islam Indonesia Jepang, merupakan salah satu tuan rumah yang dengan begitu luar biasa baik hati-nya menyambut aku dan teman-teman dalam rangka LKMA 2015 pada November 2015 silam. Saat itu kami disambut di Aula Serbaguna SRIT (Sekolah Rakyat Indonesia Tokyo). Dan yang masih aku ingat betul, salah satu pembicara waktu itu mengatakan bahwa tepat setelah menyambut kami, akan dilangsungkan akad nikah di gedung yang sama, ruangan yang sama.

Mengingat kejadian ini semua, menyadarkan saya bahwa pembangunan Masjid Indonesia Tokyo ini dirasa betul-betul harus dapat terwujud. Sebagaimana kita semua tahu bahwa masjid memiliki fungsi yang amat beragam. Mulai dari sebagai tempat ibadah (sholat harian, tarawih, idul fitri dll), sebagai sarana pendidikan (sebagaimana peserta LKMA 2015 lalu disambut oleh KMIIJ), sebagai sarana dakwah hingga muamalah seperti tempat melangsungkan akad nikah dan lain-lain. Dengan hadirnya Masjid Indonesia Tokyo ini juga, besar kemungkinan dapat semakin menguatkan saudara-saudara muslim Indonesia kita di sana. Karena tentu kita sadar, ketika kita jauh dari kampung halaman yang notabane-nya mayoritas muslim, pastilah kita butuh 'pegangan' yang mampu menguatkan kita agar tetap berada dalam koridor islam. Insya Allah.

Berdasarkan informasi dari website yang aku baca, tenggat waktu penggalangan dana ini tinggal 78 hari lagi. Sedangkan dana yang terkumpul baru 17%. Mungkin rasanya begitu sulit menggapai 83% sisanya hanya dalam waktu 78 hari ini. Namun tentu saja, Allah bersama prasangka hamba-Nya. Setiap kita tidak boleh patah semangat untuk perkara semacam ini. Oleh karena itu, pihak Panitia Pembangunan Masjid pun meminta uluran tangan dari teman-teman yang ada di Indonesia. Kita jangan berpikir enggan membantu karena ah, kan masjinya di Tokyo atau ngapain juga?orang gue gak di Jepang ini. Jangaaan. Karena Rasul bilangnya bukan barang siapa membangun masjid untuk ia singgahi maka Allah akan membangunkan masjid untuknya di surga kan? Melainkan barang siapa yang membangun masjid dengan niat menggapai ridho Allah. Nggak peduli masjid itu kita nikmati atau enggak, selama atas niat lillahita'ala.

Nah, jadikan ini kesempatan kita untuk membangun masjid di surga nanti. Atau bisa jadi dengan melakukan kegiatan mulia seperti ini, Allah malah membukakan jalan untuk kita S2 di Tokyo gitu kan, hehe siapa tau. Meskipun dana yang mampu kita donasikan hanya 'ecek-ecek' atau mungkin hanya sanggup untuk membeli sebuah kran air, tapi bayangkan ketika kran air itu digunakan untuk berwudhu oleh banyak sekali masyarakat muslim di sana (tidak hanya dari Indonesia bisa jadi), betapa banyak amal jariyah yang sudah kita tanam? Apalagi ketika dana yang kita donasikan bisa dibelikan tiang-tiang penyangga, atau bahkan atap. Ya kan?



Oleh karena itu, mari berdonasi sebanyak-banyaknya!

Bagaimana caranya?

Temen-temen silakan klik link berikut ini untuk donasi : https://kitabisa.com/masjidindonesiatokyo

Di sana juga tertera semua tentang proses pembangunan masjid. Mulai dari desain bangunan, sejarah peletakan batu pertama, hingga target-target timeline pembangunan.

Untuk mengetahui Anggaran Biaya serta Daftar Donasi juga bisa dilihat pada link berikut : http://www.masjid-indonesia.jp/anggaran-biaya/#donasi

Melihat begitu rapihnya pelaporan anggaran tersebut menumbuhkan harapan yang kuat bagi kita semua agar pembangunan dapat benar-benar terealisasikan. Dan insyaAllah ini bebas dari riba dan ghulul.

Kalau temen-temen mungkin juga penasaran dengan KMIIJ, kegiatan-kegiatannya seperti apa, bisa klik link ini : http://www.kmii-jepang.net/

Subscribe to: Posts ( Atom )

About Me

My photo
Rizka Nurul Afifa
wide-eyed wanderer that easily enchanted.
View my complete profile

Visitors

Friends

Latest Comments

Blog Archive

  • ►  2020 (7)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ▼  2017 (12)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  April (2)
    • ▼  February (2)
      • Resensi Jujur Novel "O" Karya Eka Kurniawan
      • Donasi untuk Masjid Indonesia Tokyo
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (7)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (23)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (32)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2012 (37)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (6)
    • ►  January (7)
  • ►  2011 (48)
    • ►  December (21)
    • ►  November (11)
    • ►  October (6)
    • ►  September (2)
    • ►  June (8)
Rizka Nurul Afifa. Powered by Blogger.

Popular

  • Arti NIM, Daftar Fakultas, Rincian Cluster dan Mata Kuliah Mahasiswa PPKU alias TPB di IPB
    Ngomong-ngomong soal mahasiswa baru, pasti kita semua setuju sebagian besar dari ‘mereka’ adalah anak-anak fresh graduate (from high s...
  • Fowkes.
    So today I decided to say good bye to instagram. For a year (perhaps). Sebenernya engga ada alasan khusus. Waktu UAS kemaren udah sempet ny...
  • Resolusi Tahun Baru, Lagi
    Jujur aja, rasanya bosen banget menghadapi tahun baru yang itu-itu aja. Bukan, bukan karena setiap tahun baru aku selalu di rumah. Itu mah ...
  • Cara Mengetahui Stalker Twitter dan Facebook
    Yeeyhaaa! Blogger kempeng ini balik! Em, kali ini gue mau ngeshare ilmu aja,hueheh. Setelah sekian lama engga ngecheck stalker, semalem gue...
  • Islamic Civilization Conference at Sentul International Convention Center
    “SICC, make some noiiisseeeeee!” Begitulah biasanya guncangan yang terdengar dari gedung SICC alias Sentul International Convention Cent...

Instagram

Categories

ART (46) Cerpen (7) Class (18) Events (40) Film (26) From my eyes (78) IPB (19) Inspiratif (47) Islami (19) Japan (2) Learn (56) News (25) Novel (4) Pramuka (20) Spirit (67) Story (20)



Search

Copyright 2014 art of life.
Designed by OddThemes