101 Beasiswa Unggulan: Pengalaman Gue Lolos Beasiswa Unggulan


Bismillahirrohmanirrohiim. Pertama-tama gue mau mengungkapkan dulu bahwa postingan ini dibuat murni untuk membantu teman-teman semua yang sedang dalam misi mendapatkan beasiswa. Kalau ada pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut, gue bakalan dengan senang hati kalau bisa membantu, I can be reached through Instagram or Line, tapi gue lebih menyarankan direct message-nya instagram karena pasti lebih fast respond.

Alhamdulillah, sejak semester tiga lalu (sekarang gue semester lima), gue menjadi salah satu dari sekian banyak awardee beasiswa Beasiswa Unggulan. Beasiswa Unggulan sendiri merupakan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri. Gue rasa mungkin Beasiswa Unggulan (BU) ini lebih kurang mirip seperti LPDP-nya Kemenkeu. Sebetulnya, segala hal tentang persyaratan, tata cara pendaftaran, dan lain sebagainya sudah jelas ditulis di website-nya. But in case you need some personal explanation, here I am :)







Prestasi Diutamakan, Bukan Kondisi Finansial

Hal paling utama yang pengen gue highlight soal beasiswa ini adalah, ini murni beasiswa dengan prioritas prestasi. Bukan finansial. Karna gini, gue udah berapa kali (sebelum dapet dari BU) nyoba nyari informasi seputar beasiswa. Tapi seringnya kendala yang gue hadapi adalah, harus menyertakan SKTM atau Surat Keterangan Tidak Mampu. Sedangkan gue jelas engga mungkin mendapatkan itu. Alhamdulillah. Pun misalkan sebenernya dibilang tidak mampu itu relatif, gue yakin bokap gue gabakal mau datengin Pak RT untuk minta dikasih keterangan engga mampu, padahal dia yakin ada banyak orang yang jauh lebih butuh. Tapi masalahnya gue, kami, juga bukan orang yang ngerasa bayar UKT itu enak-enak aja kayak ngasih duit ke pengamen pecel lele. Enggak. Kami juga engep sama yang namanya UKT. Artinya, beasiswa ini tuh pas banget untuk dikejer kita-kita manusia-manusia golongan putih.


Beasiswa Paling Santai

Kedua, Beasiswa Unggulan ini kalo di mata gue, merupakan beasiswa yang paling nyelo. Artinya, kita (para awardee) enggak perlu dituntut untuk jadi super excellent buat memertahankan beasiswa. Gini, gini… Nyadar engga sih sebetulnya yang namanya beasiswa itu, si pemberi beasiswa rugi? Mau itu perusahaan, yayasan, atau negara sekali pun. Sebetulnya mereka rugi dong udah secara cuma-cuma ngasih uangnya untuk kita yang bahkan engga ada hubungan apapun sama mereka? Dan disitu lah fungsi feed back. Biasanya, para awardee ini akan diminta untuk bikin sesuatu, atau ikut pelatihan tertentu (sambil mengenakan kaos logo perusahaan) dan sebagainya, yang menurut hemat gue, itu salah satu iklannya si pemberi beasiswa ke masyarakat luas. Sedangkan, Beasiswa Unggulan sama sekali engga nuntut para penerimanya harus bikin A, ikut B dan lain-lain. Untuk tetap jadi awardee, kita cukup menjaga nilai IP kita jangan sampai kurang dari 2,75 selama dua semester berturut-turut. Dan kita juga harus lulus tepat waktu sesuai jenjang pendidikan (kasus gue: 4 tahun untuk sarjana). Tentunya juga syarat-syarat umum seperti bersih dari catatan kriminal, dan engga pindah jurusan karena keinginan sendiri.



Semua Kebutuhan Dipenuhi

Beasiswa Unggulan meng-cover tiga komponen pembiayaan. (1) Biaya UKT, (2) Biaya Hidup, dan (3) Biaya Buku. Kita engga perlu membuat LPJ per bulan untuk menunjukkan dana yang diberi BU memang kita habiskan untuk menutupi tiga komponen disebutkan. Misalnya, gue kan Kehutanan, banyak ongkos untuk praktikum, ya artinya dana Biaya Buku gue pindahin buat bayar-bayarin ongkos praktikum dan gue engga beli buku (generasi power point wkwk). Jadi ngerasa bebas aja untuk ngatur keuangan kita sendiri, betul-betul sesuai kebutuhan kita. Untuk pencairannya pun, BU punya mekanisme sendiri, yakni per tahap menurut kesepakatan ketika bimbingan teknis. Makanya, kadang gue suka engga bisa jawab kalo ditanya “Emang sebulan dapet berapa, Riz?”. Karena gue harus hitung-hitungan dulu lama buat tau rerata per bulannya gue dapet berapa. Meskipun cuma tiga komponen, rasanya BU sudah memenuhi segala-gala kebutuhan… Keluarga gue sangat sangat merasa tertolong sekali dengan BU ini. Ibaratnya, bokap gue tinggal mikirin bayar kontrakan, dan selebihnya bisa buat alokasi hal-hal lain yang lebih mendesak.



Maksimal Semester Tiga dan Peluang Denda

Karena dari tadi rasanya enak-enak aja, kali ini kita masuk ke sesi buka-bukaan. Yang pertama, terakhir gue ngecek, Beasiswa Unggulan ini masih diperuntukkan bagi mahasiswa maksimal semester tiga ketika mendaftar. So, for you who already in 4th or up, you may close this site LOL. Kedua, ketika menjadi awardee BU, kamu bisa jadi harus bayar ganti rugi ke negara sebesar dua kali lipat dari apa yang sudah negara beri ke kamu. Hal itu hanya terjadi kalau kamu melanggar hal-hal yang sudah disepakati terlebih dahulu ketika bimtek (bimbingan teknis), misalnya Drop Out, sengaja pindah jurusan, dan sebagainya.



Seleksi Administrasi

Sekarang ke pengalaman pribadi. Kemaren itu gue di tahun 2017 ikut seleksi Beasiswa Unggulan untuk Batch 2. Sebenernya gue udah prepare sejak jauh sebelum itu. Gue tau BU ini dari anaknya temen bokap yg udah dapet duluan. Jadi gue udah intens tuh komunikasi sama beliau, tentang rekomendasi, proposal akademik dlsb. Tapi, ketika di Batch 1 itu, masa pengunggahannya berbarengan dengan UTS. Dan karena emang gue modelnya engga seneng satu kerungsing satu, jadinya gue memutuskan untuk menunda daftar BU, meskipun gue sudah buat akun terlebih dahulu. Dan ketika di Batch 2, life wouldn’t come easier ternyata hahaha. Gue malah harus melakukan pengunggahan berkas-berkas itu di masa-masa hectic menjadi panitia MPKMB (masa pengenalan mahasiswa barunya IPB). Tapi kali ini gue engga kasih ampun, mati-matian deh itu revisi proposal, ngeprint sana-sini, berkali-kali ke pelayanan mahasiswa PPKU, bahkan gue inget betul itu gue ngupload berkas di secret anak BEM PPKU lagi SAMBIL RATEK SAMA DIVISI DDB! Wkwkwk oke skip, ga penting. Intinya, nih ya, di seleksi berkas itu, yang jadi poin menurut gue itu jelas yang pertama kesempurnaan berkas. Kenapa gue bilang sempurna? Karena lengkap engga cukup bray. Kalo misalnya ni diminta upload file maksimal 50 mb, ya bener-bener 50 mb. Pokoknya persis ikutin intruksinya. Yang kedua adalah, proposal akademik. Di situ harus include gambaran skripsi kita nanti mau gimana. Kemaren pengalaman gue itu sih yang paling berat. Karena kan di IPB modelnya masih PPKU, dimana gue sama sekali belom nyentuh ilmu-ilmu kehutanan, tapi udah harus diminta penjelasan nanti mau skripsi gimana. Kemaren sih ya berhubung bokap gue orang kehutanan, gue konsulnya ke beliau. Mungkin lebih enak sebetulnya kalo kalian punya kakak-kakak tingkat yang juga lagi ngerjain skripsi, itu pasti ngebantu banget sih, karena udah bidang ilmunya relevan, waktu studinya juga masih melipir-melipir sama waktu studi kalian kan?

Dan selanjutnya….suatu malam ketika lagi gladi-gladi acara MPKMB, gue dapet e-mail dari BU yang menyatakan gue lolos seleksi administrasi:



Seleksi Wawancara
Selanjutnya gue ikut seleksi wawancara. Waktu itu lokasinya di Twin Plaza Hotel. Gue inget banget waktu itu gue ditemenin sama Ale, sahabat gue di PPKU yang gue ga ngerti lagi kalo engga ada dia :") Kita berangkat dari Bogor pagi, karena jadwal wawancara gue jam 13. Sampe sana pun, ternyata yang boleh masuk ruangan cuma peserta seleksi. Jadi, si Ale nunggu di luar lama banget, so sorry le :( Setelah mencocokkan berkas hard-copy dengan apa yang gue submit, gue baru dapet antrian wawancara. Dan ketika wawancara, santai aja sih, kayak ngobrol biasa. Cuma ya gue ngerti justru si pewawancara pengen liat kesungguhan kita dari sana kan? Pertanyaannya ya seputar berkas-berkas yang kita kumpulkan, kenapa kita layak, dan lain-lain yang semacamnya.


Menunggu antrian pemeriksaan berkas
 
Setelah pulang dari seleksi wawancara, gue cuma bisa doa doa dan doa. Dipikiran gue pokonya, kalo emang ini jalannya, pasti dimudahkan oleh Allah. Kalo enggak, gue udah siap buat ikut seleksi-seleksi selanjutnya. Dan bener aja, nggak lama, gue dapet email dari BU yang bikin gue nangis penuh syukur:


Pelaporan

Setelah diterima, maka yang harus dibereskan selanjutnya adalah mengikuti Bimbingan Teknis. Bimbingan Teknis ini semacam a brief for all awardees. Gue seneng banget kemaren, bisa ketemu awardee dari mana-mana. Ada yang s2 bahkan s3. Rasanya seneng gitu, bisa ngobrol sama orang-orang cerdas macam mereka. Gue ngerasa bener-bener butiran debu saat itu wkwkw. Kalo bimtek kemaren itu, karena acaranya pagi, gue udah berangkat dari sorenya, dan nginep di kost Mba Fani, sepupu gue di Cawang. Ketika bimtek, kita pada akhirnya akan melakukan tanda tangan kontrak di atas materai berkas berlembar-lembar yang isinya A to Z perjanjian kita sebagai penerima beasiswa dan kemdikbud sebagai pemberi beasiswa. Setelah menjadi awardee, kewajiban kita adalah melakukan pelaporan secara online terkait (1) hasil studi kita dan (2) bukti bayar UKT. Semuanya di upload online pada akun BU masing-masing awardee.

Soal memburu beasiswa secara general, gue ada pesen yang ngga pernah ditulis di buku2 panduan mengejar beasiswa. Gini. Kita ini kadang suka takut dituding kepo. Gue tau, pasti kalian punya banyak temen yang jadi awardee beasiswa tertentu. Bidikmisi, Tanoto, Djarum, dan masih banyak lagi. Tau apa yang ngebedain kalian sama temen2 kalian itu? Karena mereka selangkah lebih berani buat dituding kepo. Artinya, kalo lo udah tau punya temen beasiswa, dan lo sedang nyari beasiswa, jangan pernah malu buat nanya. Tanya. Tanya. Tanya. Informasi website itu informasi yang juga saingan2 lo di seluruh Indonesia/dunia baca. Lo nggak jadi lebih unggul dari mereka untuk bahkan urusan informasi. Gue sering eksperimen sosial, tiap gue ditanya "Lo beasiswa Riz?" gue jawab "Iya, dari Kemdikbud.". Dan percakapan selesai.

Banyak orang ngga mau meggali lebih dalam. Itu nutupin biaya apa aja? Syaratnya apa? Mekanismenya? Batas pendaftaran? Pertanyaan wawancara, esainya gimana. Banyak banget yang lo bisa tanyain ke temen-temen lo yg udah lebih dahulu lolos beasiswa. Tinggal tanya tanya dan tanya. Karna ga mungkin coy kami-kami ini tiba2 nyamperin kalian dengan tiba2 nyeritain panjang lebar soal beasiswa. Kan ini perihal sensitif, nanti kami bisa dikira sombong, atau lo ngira kita ngira ga mampu. Padahal, who doesnt need scholarship right?

Oke, mungkin gitu aja ya.
Selamat berjuang!

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hai kenalin! Gue Rizka, sekarang mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB. Gue sukanya banyak, salah satunya adalah nulis dan makin kesini gue makin menyadari ada banyak hal dalam hidup ini yang kadang perlu dikritisi, didukung, atau disebarluaskan. Makanya blog adalah tempat yang gue rasa tepat untuk menyalurkan semua itu. Sambil sesekali bisa jadi tempat gue berbagi cerita. Salam kenal dan selamat membaca!

6 comments:

  1. Kak kalo udah jadi penerima dan kalo misalnya menang lomba dan gak ada rekening yang lain gitu, bagaimana kak boleh gak sih kita tf ke rekening beasiswa itu? Apa akan ada pengecekan rekening juga ya di beasiswa tersebut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo, kalo hadiah menang lombanya adalah beasiswa untuk UKT, buku, dan biaya hidup, itu yang ngga boleeh. Tapi kalo dana hadiah biasa ga apa2 :-) Aku jg rekeningnya dipake buat banyak hal kok hehe.

      Delete
  2. Assalamualaikum kak? Biasanya pertanyaan apa yang sering di lontarkan ketika tahap wawancara di beasiswa unggulan? Terimaksih🙏🙏

    ReplyDelete
  3. Kak mau tanya bikin essaynya boleh gak kita pakai bahasa inggris kak?

    ReplyDelete
  4. Kak mau nanya, sembari kita ikut pendaftara beasiswa ini, boleh gak daftar beasiswa lain dulu? Kan belum tentu lulus yang BU. Tapi jadi ragu dengan surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa atau mendaftar beasiswa. Mohon pencerahannya kak 🙏🏼

    ReplyDelete
  5. Halo kak salam kenal. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih banyak ya buat kakak karena sudah mau membagikan ilmu serta tips-tips nya.

    Oh iya kak saya juga ingin bertanya, apakah biaya hidup yang akan diberikan hanya untuk penerima beasiswa yang ngekost (tidak tinggal bersama kedua orgtuanya) saja atau bagaiamana ya kak? Semoga pertanyaan saya dapat kakak jawab ya...

    Sekali lagi terimakasih ya kak. Teruslah berkarya untuk Indonesia yang lebih baik. Aamiin...

    ReplyDelete