art of life

I share

  • Home
  • Ask me
  • Tweet me
  • Watch me
Home Archive for 2014
I was... suddenly thought what Gus has said. This is the letter of Augus to Van Houten, based on the movie. Its more about none of dissapointment, regrets, and full of loyalties, to be remembered, bets too maybe. So, this is it.

Mr. Van Houten, I’m a good person but a shitty writer. 
You’re a shitty person but a good writer. 
We’d make a good team. 
I don’t want to ask you any favors but if you have the time, and from what I saw, you have plenty, please fix this for me. 
It’s a eulogy for Hazel. 
She asked me to write one and I’m trying, I just, I could use a little flair. 
See the thing is… we all want to be remembered. 
We all want to leave a mark. 
But not Hazel. Hazel is different. 
Hazel knows the truth. 
She didn’t want a million admirers, she just wanted one. 
And she got it. 
Maybe she wasn’t loved widely but she was loved deeply. 
And isn’t that more than most of us get? 
When Hazel was sick, I knew I was dying. 
But I didn’t want to say so. 
She was in ICU and I snuck in for ten minutes and sat with her before I got caught. 
Her eyes were closed, her lungs were intubated…
But her hands were still her hands, still warm, and the nails painted this dark blue back color and I just held her hands and I willed myself to imagine a world without us and what a worthless world that would be. 
She’s so beautiful. You don’t get tired of looking at her. 
You never worry if she’s smarter than you cause you know she is. 
She’s funny without ever being mean. 
I love her, God I love her. 
I’m so lucky to love her, Van Houten.
You don’t get to choose if you get hurt in this world, but you do have a say in who hurts you.
I like my choices. 
I hope she likes hers. 
Okay, Hazel Grace?



Tegalwaru, Bogor— Sebanyak 96 siswi kelas 10, 11, dan 12 SMAIT Insantama melakukan kunjungan ke Kampung Wisata Bisnis pada Rabu (17/12). Peserta kegiatan tampak antusias begitu menginjakkan kaki di desa yang berada dalam Kecamatan Ciampea ini.
Bu Tatiek mengisi acara
            Pukul 08.30 WIB, rombongan disambut oleh Tatiek Kancaniti, penggagas Kampung Wisata Bisnis. Dibantu oleh tayangan-tayangan video serta foto, wanita yang akrab disapa Bu Tatiek ini memperkenalkan peserta akan kampung yang telah dikunjungi oleh lebih dari 35000 orang ini. Kampung Wisata Bisnis sendiri telah mendayagunakan hampir setiap rumah dalam desa untuk membuka usaha sendiri. Setiap spot usaha dinamai sesuai usahanya seperti Imah Jamu, Imah Tas, Imah Wayang Golek, Imah Kerupuk, Imah Kelinci, Imah Jamur, Imah Nata de Coco, dan masih banyak lagi. Sehingga selain menjadi objek wisata, Kampung Wisata Bisnis juga menjadi sarana belajar merintis bisnis untuk berbagai lapisan masyarakat dan tingkat usia.

            Dalam kesempatan ini, Tatiek turut memberi motivasi berbisnis mengingat dewasa ini uang telah menjadi kebutuhan yang setiap orang butuhkan, sementara jika terus bergantung pada gaji, peluang untuk ‘makin kaya’ lebih sulit didapat. Karena itu, perlu dibangun jiwa entrepreneur dalam diri sejak sedini mungkin. “Apapun profesi kalian nanti, kalian tetap bisa menjadi seorang pengusaha. Seorang karyawan masih bisa membuka usaha pada hari Sabtu atau Minggu. Bahkan dokter sekalipun, diwaktu senggangnya masih bisa berjualan online. Ada banyak cara untuk mencari rezeki” ungkapnya.

            Selanjutnya, rombongan SMAIT Insantama dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan praktik pernak-pernik berbahan dasar tepung yang ditemani oleh Rizki, pemilik brand Evriz (kerajinan tangan berbahan dasar clay). Sebelum memulai materi, pria yang lebih senang dipanggil Mas Rizki ini mengaku bahwa ia telah melewati masa-masa terpuruk hingga akhirnya bisa sesukses sekarang ini. “Sejak kelas delapan, setiap pulang sekolah, saya selalu mungutin gelas-gelas sambil menjadi calo angkot. Selepas Isya, saya mengamen dari angkot ke angkot. Kalau pendapatan saya hari itu lebih dari target, baru saya berani pulang ke rumah naik angkot, kalau enggak, saya jalan kaki sampai rumah. Begitu keseharian saya hingga lulus SMA” akunya.
Kak Rizki dengan materinya
            Setelah mengenal clay dan akhirnya menemukan bahwa tepung adalah bahan dasar terbaik dalam bisnis ini, Rizki dibantu Bu Tatiek belajar marketing serta menjadi public speaker yang baik. Hingga kini, produk-produknya telah menjamahi Korea, Australia, dan sedang dalam proses menuju Eropa. Sebagian besar siswi berdecak kagum mendengar cerita hidup Mas Rizki. Kemudian, dibantu rekannya, Dita dan Uus, Rizki membagikan adonan tepung terigu kepada seluruh peserta kegiatan. Secara perlahan, siswi-siswi diajarkan bagaimana cara memberi warna yang pekat pada adonan, bagaimana teknik mebuat bentuk-bentuk dasar, serta informasi seputar clay dan jenis-jenisnya.

            Sementara kelompok pertama asyik berkreasi membuat pernak-pernik dari tepung, kelompok dua tengah berebut untuk mencoba membuat kerupuk di Imah Kerupuk. Proses pemasukan adonan hingga penggorengan kerupuk dapat dilihat langsung oleh siswa. “Kalau melihat abang-abangnya membentuk kerupuk, rasanya mudah banget. Tapi waktu dicoba, ternyata sulit! Adonan saya tumpah-tumpah.” Ujar Fahma (16), salah satu siswi kelas 11. Karena penasaran, beberapa siswi bahkan mencicipi adonan kerupuk mentah yang ternyata terasa lezat bagi mereka. Sebagai oleh-oleh, banyak peserta kegiatan yang membeli kerupuk langsung dari penggorengannya. Bahkan beberapa mencoba memasukkan kerupuknya sendiri ke dalam plastik. Kerupuk inilah yang menjadi teman santap siang dan istirahat Sholat Zuhur tak lama kemudian.


            Sebelum pulang, siswi SMAIT Insantama berkesempatan untuk mengelilingi kebun herbal sambil belajar seputar manfaat dan cara pengobatan. Sebagai bonus dari Kampung Wisata Bisnis, setiap peserta mendapat segelas sirup Rosella asli dari kebun. Setelah kenyang perut dan ilmu, rombongan berterimakasih pada Ibu Tatiek, Mas Rizki, dan rekan-rekan lantas bertolak kembali ke kampus SIT Insantama (Rizka).


*belajar nulis berita
Holla, apa kabar pembaca yang terhormat? Yang entah memasukkan keyword apa digoogle kemudian tanpa sengaja melihat laman ini, atau yang memang sengaja berniat membaca tulisan ini. Terimakasih yang luar biasa saya ucapkan karena, kalianlah motivasi utama saya untuk tetap menulis. Untuk terus berbagi.

Kesempatan kali ini, saya akan menulis dengan gaya yang formal. Saya rasa ini sekedar latihan menulis formal, mungkin suatu hari saya harus menuliskan core competition dalam cv yang baik? Atau bisa jadi ini hanya karena saya masih terseret arus tulisan Peter van Houtan, dan 'para penggemarnya' yang hanya fiktif itu. Baik, hentikan itu.

Kamis lalu, tepatnya pada 30 Oktober, saya mendapat sebuah banyak pengalaman. Saya bersama siswa/i kelas 11 dan 12 SMAIT Insantama lainnya melakukan kunjungan ke IEYI dan Menara Bakrie (Jakarta). Nah, biarkan saya bercerita berdasarkan kronologi kejadian hari itu.

Pukul 09.00 pagi, kami semua telah siap didalam bus, diabsen, dan tidak sarapan. Oke, itu hari Kamis, kami semua puasa sunnah, dan kunjungan yang sekedar ke Jakarta tidak boleh membiarkan kami untuk tidak menjalankan apa yang Rasulullah lakukan. Sepanjang perjalanan kami begitu menikmatinya, tapi hampir sepanjang jalan saya hanya mendengar iPod. (oh ayolah, Thinking Out Loud dan U.N.I terlalu sulit dihapal tanpa lirik!). So, where were we going? Kami semua melaju menuju Exhibition Hall, Gedung SMESCO, Jakarta Selatan. Kami tiba di Smesco pukul 11.00 lebih kurang, dan disinilah IEYI diadakan. Apa itu IEYI? International Exhibition for Young Inventors. Ini berupa pameran yang diselenggarakan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dimana yang dipamerkan adalah hasil karya peserta lomba yang diadakan oleh LIPI sendiri; LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) dan NYIA (National Young Inventor Awards) serta inovasi-inovasi alat dari youth generation seluruh dunia.

Saya dan rombongan diberi waktu untuk melihat-lihat hingga pukul 13.30 siang. So, I would never miss it. Ada banyak stand yang saya kunjungi. Mungkin beberapa diantaranya, saya berkunjung ke stand Multi Energy-Saving Washing Machine milik team Li Bo-Chen, Wu I-Cheng dan Tseng You-Teng. Mereka menciptakan sebuah mesin cuci mini yang bekerja sendirinya. Bo-Chen mengatakan bahwa idenya berasal dari "I would decrease the hard of Mom's. So I did this." Dia merasa sedih melihat ibunya yang mencuci seluruh pakaiannya dengan tangan sehingga ia menciptakan mesin cuci otomatis ini. Lantas, kelebihannya dibanding dengan mesin cuci yang sekarang hampir ada disetiap rumah apa? Ukurannya yang lebih sederhana, dan mesin ini tidak membutuhkan listrik, sehingga kapanpun bisa digunakan.

Saya juga mengunjungi salah satu stand Jepang, yakni milik Takeshi Kishimoto. Ia menciptakan sebuah alat yakni rambu-rambu lalu lintas by voices. Jadi alat yang ia buat dapat mengeluarkan suara dengan sendirinya, seperti 'lampu pejalan kaki', etc. Ia menciptakan ini guna memudahkan orang-orang buta yang berjalan kaki. Sehingga orang buta pun dapat menggunakan jalanan tanpa harus merasa 'stres'. Dan tebak usia Takeshi? TIGA BELAS TAHUN.

Ada lagi Fang-Shong, bocah 11 tahun ini menciptakan kursi roda berpayung. Dan ternyata payung tidak hanya disediakan bagi pengguna kursi roda, tapi juga bagi pendorong kursi. Sederhana? Iya. Tapi apakah kemarin Anda berpikir untuk membuat hal sederhana ini? Tidak. Dan ketika saya tanya tentang ide yang membuatnya menciptakan hal ini ia mengatakan bahwa ia merasa sedih bahwa neneknya yang tidak dapat berjalan ingin ke taman, sementara cuaca diluar sering berubah-ubah, panas, hujan, yang jelas tidak baik untuk manula. So he just made that.

Tapi dari semua overseas' stands, yang paling saya sukai adalah stand Good Mom Eyes Protecter (Keep Myopia Away From Now). Jadi, Brandon-Chen, anak sebelas tahun asal Taiwan ini mebuat sebuah meja belajar yang multifungsi, dengan multi-abiliti juga. Meja ciptaan Brandon ini memiliki sebuah lampu utama yang akan menyala otomatis apabila sesorang menduduki kursinya. Kedua, disisi meja terdapat lampu merah putih yang menyilaukan yang hanya akan menyala apabila meja mendeteksi kepala pengguna terlalu dekat dengan meja. Ini bersifat alarming sehingga pengguna tidak membaca/menulis terlalu dekat dengan meja. Dan meja akan bergetar apabila kepala menempel dengan meja. Mungkin dalam kasus ketiduran, sehingga getaran dari meja akan membangunkan pengguna untuk terus belajar, atau tidur di tempat tidur. Fungsinya? Mata pengguna akan terhindar jauh dari segala jenis penyakit mata, khususnya miopi. Dan tulang belakang pengguna akan lebih baik dengan posisi duduk yang baik ini. Dan yang terpenting, para ibu dirumah tidak perlu khawatir mengawasi anaknya belajar agar bisa mengingatkan mereka apabila duduk dalam kondisi yang salah. Catat kembali, Brandon-Chen is an eleven years old boy!

Dari Indonesia sendiri, ada Syifa Naila (asal SMAIT Insantama) yang menciptakan mesin cuci berputar dalam ember, yang bergerak dengan tenaga generator. Ada juga Annisa Nurul dan Nur Syafiq asal SMAN 4 Pontianak yang menciptakan softlense bagi penderita buta warna. Softlense dibuat dengan ekstra secang. Mereka terinspirasi dari dua orang kakak kelasnya yang menderita buta warna.

Pelajaran paling utama yang saya dapat adalah, mereka semua membuat alat-alat itu dengan tujuan membantu sesama. Dan apabila kita berucap, "saya tidak pernah terpikir hal itu" saya berani mengatakan kepedulian kita terhadap sesama masih kurang. Tingkatkan 'concern' kita pada sesama, manusia, bumi, dan ide-ide itu akan terlahir dengan sendirinya.

Akhirnya, pukul setengah dua, kami kembali ke bus dan langsung bertolak menuju Bakrie's Tower. Oke, apa yang Anda bayangkan jika mendengar kata 'Bakrie'? Ya, saya juga. Yang saya lihat adalah foto Aburizal Bakrie, haha. Tapi setelah kunjungan ini, tidak lagi. Terletak di Bakrieland jika saya tidak salah, tidak dapat dipungkiri bahwa gedung milik Bakrie Brothers ini memang luar biasa. Saya saja sampai lupa bertanya berapa lantai yang dimiliki gedung ini. Sebab saya dan rombongan saja naik ke lantai 37! Dari jendela gedung yang lebar-lebar, saya melihat gedung-gedung lain yang jauh lebih rendah. Disini kami disambut oleh Pak Okder, CEO Bakrie Brother serta Pak Arifin yang menurut pernyataan Pak Okder, 'baru' bekerja di Bakrie selama 38 tahun. Baru!

Sebelum memulai, Pak Arifin menjelaskan bahwa, adalah tradisi bagi Bakrie untuk memperkenalkan setiap tamu tentang apa itu Bakrie Group. Well then, kami disuguhkan berita perkenalan Bakrie yang luar biasa. Tentang apasaja bidang yang digerakkan Bakrie, fuel, telecom, dan lainnya. Oh I bet you'll spechless to know. So did I.

Apa jadinya jika Anda terlahir sebagai seorang penderita sindrom? Ya, itulah yang terjadi pada Brad Cohen. Ia dinyatakan mengidap Tourettes Syndrom ketika enam tahun. Tourette adalah sindrom yang menyebabkan sesorang tidak dapat mengendalikan suaranya, bermula pada otak (sistem neuron yang kemudian memerintahkan efektor untuk melakukan sesuatu). Sindrom ini seperti bersin, yang tidak dapat tertahankan. Dan bagi Brad Cohen, bagian tersakitnya adalah bagaimana aku tidak bisa menjelaskan kepadamu bahwa aku tidak bisa mengendalikannya.


Bobo, nama akrab Brad Cohen, menghadapi masa-masa kecilnya dengan berat. Teman-temannya disekolah memanggilnya dengan banyak panggilan, mulai dari Si Penyakitan hingga Si Gila. Ia bisa dibilang tidak memiliki teman, padahal Brad adalah anak yang pintar di kelas. Kejadian ini terus berulang, setiap Bobo lulus sekolah, dan masuk sekolah baru dijenjang selanjutnya.


Overall, ibu Brad (diperankan oleh Patricia Heaton) adalah yang paling berpengaruh dalam hidup Brad Cohen. Sebelum mengetahui 'nama' penyakit yang diderita Brad, ibulah selalu bekerja keras untuk meneliti masalah yang dialami anak tertuanya ini. Beban perjuangan ibu Brad semakin bertambah ketika suaminya (Treat Williams) tidak lagi tahan dengan keadaan Brad yang dianggap mengganggu. Sehingga memutuskan untuk berpisah dari istri dan anak-anaknya.

Di sekolah adalah yang terberat bagi Bobo. Ia benci membaca. But, he had to. And always have to do it. Sindrom yang ia anggap 'company' ini membuatnya sulit berkonsentrasi. Padahal sebetulnya dia bisa, mungkin jika orang lain melakukannya dalam satu jam, maka Brad berhasil melakukannya dalam dua jam, atau mungkin tiga. Namun, guru-gurunya disekolah selalu tidak mengerti bagaimana seharusnya memperlakukan Brad. Brad Cohen kecil sering dikirimkan ke ruangan kepala sekolah karena dianggap mengganggu teman-temannya dengan membuat suara-suara aneh. Guru-guru inilah yang kemudian mengisnpirasi Brad Cohen untuk menjadi seorang guru, lebih tepatnya, menjadi guru yang tidak seperti mereka.


Kemudian, ibu Brad mengajarkan Brad banyak hal. Bagaimana dia harus berhasil melawan "temannya" (re:sindrom tourette-nya sendiri). Brad pun tumbuh menjadi seorang yang normal, meskipun pada kenyataannya ia kerap dikeluarkan dari bioskop, atau sering ditendang keluar dari perpustakaan, bahkan tempat bermain golf tidak memperkenankan ia untuk ada. Semua itu hanya karena Brad Cohen dianggap mengganggu dengan suara-suara ribut yang dibuatnya.




Sabtu lalu, 11 Oktober 2014 tepatnya, saya dan teman-teman dari ekstrakurikuler Jaish mengadakan training mengenai kepenulisan. Dengan persiapan yang amat singkat, akhirnya kami berhasil mengundang Mas Bayu Gawtama, seorang jurnalis yang sudah mengenal pahit garamnya dunia kepenulisan, juga telah mencicipi berbagai jenis gula dari setiap negara :D

Mas Gaw banyak memberikan penjelasan mengenai pentingnya menjadi jurnalis, pola pikir seorang jurnalis, dan masih buanyak lagi. Pertanyaannya? Penting nggak sih menjadi seorang jurnalis itu? Penting. Kali ini saya ingin menjelaskan ulang apa yang Mas Gaw jelaskan.
Lets check it.

Jurnalis itu adalah seseorang yang mampu berfikir out of the hipster. Oppesed by the waves. Ketika dunia berfikir sama tentang suatu hal, seorang jurnalis harus melihat sisi lainnya, kebenarannya, dlsb. Journalist also a booster. Jurnalis harus mampu menyentuh hati dunia dengan gambar-gambarnya, atau tulisan-tulisannya. Lihat gambar dibawah ini,


Gambar tersebut berisi seorang polisi lalu lintas yang tengah beristirahat makan siang, meneduhkan diri melalui motor dinasnya. Orang biasa ketika melihat kejadian ini akan berfikir, "Dih, apaan sih ini polisi bukannya kerja juga." dan lain sebagainya. Sementara jurnalis, melihatnya dari sisi lain, fakta bahwa polisi ini telah bekerja sejak pagi, dan baru bisa makan siang pukul tiga sore. Dan ternyata hari itu adalah hari-hari menjelang lebaran (Puncak). Apa yang kemudian menyadarkan kita? Polisi juga manusia biasa. Seperti kita, ayah-ayah kita, paman-paman kita, atau mungkin sebagian Anda adalah (calon) polisi? Mereka seperti kita, yang juga bisa lelah. Dan melalui gambar yang ditangkap seorang jurnalis seperti diatas, kita sedikit banyak dapat memperbaiki presepsi masyarakat mengenai polisi. Betapa seharusnya mereka ikut berkumpul bersama keluarga, ikut menyantap opor bersama, malah ditugaskan mengatur kita, masyarakatnya, agar bisa selamat selama di perjalanan, memberikan pelayanan terbaiknya. Ini salah satu contoh kecil fungsi jurnalis.

Dan sebetulnya untuk menjadi seorang jurnalis, Anda tidak harus memiliki kartu pers yang keren, Anda tidak perlu menggenggam Nikon 800E untuk menjadi seorang jurnalis, karena setiap orang adalah jurnalis!
1. Kalian suka foto-foto?
Saya rasa jawabannya tentu saja iya. Didunia yang serba canggih saat ini. rasanya semua orang suka foto-foto. Tidak terkecuali laki-laki, atau bapak-bapak. Semuanya merasa pengen ngeksis. Nah, berarti Anda sudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang jurnalis. Sekarang yang perlu diperbaiki adalah, kurangi foto narsisnya, selfie, ootd, dan sejenisnya... Perbanyak menjepret kejadian yang terasa unik. Mengapa harus begitu? Readers tercinta, dengan adanya foto kalian dengan bibir tipis, atau duckface, dengan editan magic skin atau no edit sekalipun, tidak akan melahirkan sebuah berita. Nggak akan mengubah dunia. Nggak akan mengubah cara pandang hidup masyarakat sekarang, yaa kecuali kalian akan dinilai lebih cantik/? Hahaha, but cmon. Think the necessarry! Bayangkan jika postingan instagram kalian yang mungkin udah sampe 200an berisi jepretan kehidupan, cerita-cerita yang menggerakkan hati pembaca. Kalian akan menjadi luar biasa! Setidaknya dimata Tuhan.


2. Kalian suka ngetweet?
Sekarang saya nggak perlu bertanya ke pembaca sekalian. Saya yakin pembaca semua pasti memiliki akun social media setidaknya facebook. Atau twitter. Bahkan saya yakin masih banyak lagi yang memiliki akun-akun lainnya, ig? tumblr? path? line? pinterest? atau mungkin blog? Sekarang mari kita cek, sudah sebanyak apa tulisan yang kita buat di akun-akun tersebut. Sudah berapa kali kita ngetweet? 5K? 12K? 23K? Sekarang kita telaah lagi, dari sekian ribu tweet dengan panjang 140char, kira-kira kita paling sering membahas apa? Cinta? Pacar? Galau? Ahhh, cmon, think better than people, please. Kira-kira, butuh tenaga nggak sih untuk menuliskan tweets hingga duapuluh ribuan? Iya--diluar menulisnya tidak dalam sekali waktu. Sekarang kita bayangkan, mungkin nggak sih kalau tenaga yang kita gunakan untuk mengetweet hingga sebanyak itu dialihkan untuk tulisan-tulisan yg lebih usefull,helpfull? Jawabannya satu, BISA. Sekarang yang harus kita perbaiki adalah lebih menimbulkan persaan kepada dunia. Karena seorang jurnalis itu narsis-less. Mereka lebih peduli bagaimana orang-orang dapat berfikir lebih maju, menghidupkan semangat masyarakat, optimisme, trust, dan sebagainya. Syarat kedua sudah terpenuhi.


3. Suka ngomongin orang?
Pasti iya! Alaaah, ngaku deeh, bohong dosa loh... Ngaku aja.....
Ets tuh kan. Seorang jurnalis tidak mudah terpancing dengan apa yang ramai di permukaan. Ngomongin orang itu nggak selalu kejelekan bukan? Bukan tentang aibnya, atau kesalahannya. Tapi bisa jadi tentang prestasinya, kelebihan-kelebihannya, apa yang membuat orang-orang on top of world bisa menjadi sedemikian rupa. Apa ini bisa mengubah mindset orang-orang? Pasti! Saya pribadi, setiap menemui gap dalam belajar, atau kegiatan apapun, selalu membuka buku-buku bacaan yang memotivasi. Entah itu kumpulan cerita, novel-novel ringan, atau sekedar tips-tips. Dan itu berhasil, semangat saya selalu tercurahkan kembali. Saya yakin Anda percaya bahwa jika kita berteman dengan yang lebih diatas, akan memicu kita untuk bisa seperti mereka. Dan, tugas seorang jurnalislah untuk dapat memuat fakta-fakta kesuksesan orang-orang tersebut. Tanpa jurnalis, tidak ada yang memberitakan, tidak ada bahan bacaan masyarakat, tidak lahir optimisme. Sekali lagi, Anda suka ngomongin orang? Syarat ketiga terpenuhi.


4. Kalian suka jalan-jalan? Traveling?
Are you serious, Rizka? Everybody loves that! Yap, berarti syarat keempat untuk menjadi seorang jurnalis sudah terpenuhi. Seorang jurnalis harus senang berkeliling. Jalan-jalan. Membuka mata. Tentu saja. Bagaimana mungkin seorang jurnalis bisa mendapatkan berita jika tidak berkeliling? Hanya ngereum dikamar? Impossible. Tapi jalan-jalannya seorang jurnalis itu bukan cuma buat update moment di path, atau nunggu askers nanya, "lagi dimana kakaaa" bukan sama sekali. Seorang jurnalis harus peka dilingkungan sekitarnya. Jangan segan untuk bertanya banyak hal. Jangan ragu untuk mengenal orang-orang baru. Networking is the most important to be journalist. Jika ada sesuatu yang unik dalam perjalanan kalian, segera jepret, tuliskan kata-kata, publish. Agar dunia melihatnya. Unik tidaklah sesuatu yang jarang terjadi. Unik bisa jadi sesuatu yang dekat dengan kita, ada dalam keseharian kita, tapi tidak disadari keunikkannya oleh orang biasa. Tugas jurnalis; menyadarkannya.
best friends photoshoot ideas tumblrbest friends pictures on VisualizeUs rJP1rM45

Selamat! Kalian sudah memenuhi kriteria dasar untuk menjadi seorang jurnalis. Sisanya, bisa didapat nanti-nanti, kemampuan membuat tulisan, kemampuang mengambil gambar. Semakin sering berlatih, akan semakin bagus hasilnya.
Sekarang tinggal Anda yang ingin melanjutkan kemampuan kepenulisan ini untuk sesuatu yang formal, atau tidak. Maksudnya, ingin atau tidak menjadi jurnalis profesional. Nah, untuk menjadi jurnalis profesional, kalian harus lebih mempersiapkan diri. Mulai asah empat kemampuan dasar tadi, agar semakin baik. Karena menjadi seorang jurnalis banyak risiko.
Saya ingin cerita sedikit,


Yap, foto seorang anak kecil dan seekor burung pemakan bangkai. Foto ini pernah menang Pulitzer. Ngomong-ngomong, Pulitzer adalah penghargaan tertinggi dalam dunia fotografi dan/atau jurnalistik dunia. Foto ini diambil oleh Kevin Carter. Pasti saya yakin Anda sekalian memahami makna foto diatas, pelajaran yg dapat diambil. Tapi apa resikonya? Tiga bulan setelah menangnya foto ini, Kevin Carter, diberitakan bunuh diri. Mengapa? Ia merasa bersalah seumur hidupnya, karena terlalu sibuk mengabadikan kejadian ini, bocah Sudan itu tidak terselamatkan. Ada resiko menjadi seorang jurnalis. (Sebetulnya memang disetiap hal ada resikonya.)

So, sekarang tinggal Anda mau atau tidak menjadi jurnalis! Lets change the world.
Sebentar lagi, bumi kita akan mencapai puncak dari pemanasan global. Tidak, tidak di masa depan. Ya, masa sekarang! 2014, 2015! Maka stakeholder dunia saat ini, Amerika, dan segenap tetek bengeknya berusaha melakukan perbaikan terhadap dunia dengan menembakkan CW-7 ke atmosfer. Awalnya CW-7 dimisikan untuk dapat membuat suhu di bumi menurun. Dan, misi itu memang berhasil.


Suhu bumi menurun teramat drastis! Bumi seketika membeku. Mematikan seluruh yang ada di hamparannya! Bumi hanyalah bola berwarna putih, tanpa ada kehidupan didalamnya. Namun, tidak semua manusia binasa dari kegagalan program CW-7 ini. Ada sekelompok manusia yang masih tetap hidup di dalam kereta yang berjalan mengelilingi dunia selamanya. Ya, kereta milik miliarder, Tn.Willford (Ed Harris) ini berjalan mengelilingi dunia, melintasi seluruh rel-rel kereta dunia. Di dalam gerbong-gerbong inilah kehidupan yang tersisa berlanjut.

Namun ini bukan solusi bagi mereka yang selamat. Ternyata untuk mengatur keseimbangan ekosistem didalam kereta teramat susah. Persediaan air, cadangan makanan, semuanya harus sesuai dengan populasi. Sehingga konflik-konflik bermunculan. Mereka yang berada di gerbong belakang harus tersiksa menjalani kehidupan. Harus menelan jell--yang katanya protein--dengan terpaksa, sampai-sampai bau daging pun mereka lupa bagaimana. Sementara mereka yang duduk di gerbong depan bisa makan steak, menikmati sea world dalam kereta, menghirup udara langsung dari pohon didalam kereta dan menikmati spa. Hal ini yang kemudian mendorong Curtis (Chris Evans), pemimpin kaum gerbong belakang untuk berontak dan merebut mesin kereta 17 tahun setelah terjepit kenyataan. Perjuangan yang amat dahsyat mulai dilakukan oleh 'prajurit' kaum belakang guna mencapai gerbong terdepan, bertemu Tn.Willford dan merebut mesin kereta.



***

Snowpiercer adalah film karya salah satu sutradara terbaik yang dimiliki Korea Selatan, Boong Jon-Ho. Film ini amat apik, dan pintar. Penonton selalu dituntut untuk berfikir di setiap scene nya. Pada mulanya, penonton akan mengira Snowpiercer bercerita tentang action-action luar biasa dari pemainnya. Namun ternyata, Snowpiercer mempersembahkan lebih 'luas' dari itu. Banyak nilai-nilai tersembunyi dalam scenes film. Snowpiercer bahkan tidak terlihat seperti film, sebab banyak adegan-adegan yang biasanya terjadi hanya di film, tapi ternyata tidak terjadi di Snowpiercer.

Boong Jon-Ho yang memang meletakkan Curtis sebagai pemimpin, tidak kemudian membuat film berpusat kepada dirinya. Ada adegan dimana ternyata Curtis tidak menyelamatkan sahabatnya sendiri, Edgar (Jamie Bell) dari kematian. Curtis justru memilih mengejar Mason (Tilda Swinton), minister kereta yang antagonis. Ini menjelaskan pada kita bahwa tak selamanya memilih untuk menyelamatkan satu orang akan lebih baik dari pada mengorbankannya. Hal yang dilakukan Curtis adalah tidak wajar untuk ukuran film, namun jelas-jelas amat mungkin terjadi di kehidupan kita.
Chris Evans as Curtis

the school scene
Saya masih tidak menyangka bahwa Chris Evan dapat disolek sedemikian rupa hingga imagenya selama ini sebagai Captain America benar-benar hilang. Padahal Captain America termasuk film yang saya jagokan. Besides, semua pemain di Snowpiercer seperti sama-sama berpengaruh, tidak ada yang seperti seharusnya tidak ada di film. Octavia Spencer, Tilda Swinton, Song Kang-Ho, dan Go Ah-Sungagar tidak tenggelam dan hilang, dan ikut berperan aktif dalam menggerakkan konflik dan isu yang dilemparkan. Dari apa yang saya tarik, tema utama Snowpiercer adalah isu kemanusiaan. Kesenjangan, diskriminasi, ketidakadilan, kekerasan, pencucian otak, dan lain sebagainnya. Snowpiercer seakan menjelaskan kepada kita bagaimana sistem pendidikan dunia saat ini. Lembaga yang menjadi fasilitator pendidikan pasti, entah halus atau terang-terangan, menyelipkan misi lembaga kepada sasaran pendidikan. Dalam film, sang guru mengajari murid-muridnya (6-8th maybe) untuk bernyanyi, tanya jawab, padahal isi dari pembelajaran itu adalah menanamkan kebanggaan kepada anak-anak dengan kereta Wilford dan bagaimana mereka harus bersikap kepaa orang yang datang dari gerbong belakang.
"I belong to the front, you belong to the tail."


Snowpiercer sendiri diselipkan oleb "black humors" yang menggelitik. Namun, masih ada beberapa kejanggalan yang dirasa tidak perlu ditampilkan seperti keluar masuknya peran-peran pendukung. Selain itu nilai minus juga terlihat yakni pandangan dunia luar dari dalam kereta yang masih terkesan kurang nyata.

Pada puncaknya, ketika Curtis bertemu dengan Tn.Wilford, ia mengetahui suatu hal bahwa ternyata pemberontakkan (penuntutan revolusi) ini merupakan buah karya terencana yang disusun Wilford sendiri bersama Gilliam. Who's he? Gilliam adalah orang terpandang di gerbong belakang, dan Curtis menghormatinya teramat. Inilah yang kemudian membuat penonton juga terkaget-kaget sekaligus membingungkan, because the audiences had no idea who's wrong or right. Kenyataannya, gerbong depan dan belakang selama ini bekerjasama, an amazing implicit thought-provoking critique about humanism.. Disinilah emosi dari film mencapai puncaknya. Karna secara keseluruhan, Snowpiercer bukanlah sebuah film yang hanya meledak diakhir, maka akhir dari cerita ini hanya sekedar 'cukup memuaskan'. Dengan ending yang 'sebetulnya' tuntas namun tetap menggantungkan pertanyaan dari penonton.
one of set

Tapi sekali lagi yang saya rasa kita patut berterimakasih adalah sutradara Snowpiercer sendiri, Bong Joon-Ho. Karna dari apa yang saya tahu, Joon-Ho benar-benar luar biasa, dan Snowpiercer yang rilis 2013 lalu adalah karya Joon-Ho pertama yang menggunakan bahasa Inggris. Sebelum ini ada film2 Joon-Ho lainnya yang juga luar biasa, Memories of Murder, The Host, Barking Dogs Never Bite, dan The Mother. Kelimanya juga mendapatkan penghargaan yang harus diacungi sepuluh jempol. Read here for more. Lima film menggelegar dalam tiga belas tahun, edan.
Mengikuti kaidah penulisan yang baik, harus selalu ada opening, betul tidaaak. Well,
Apa kabar readers sekalian? Long time dont read my strories? lol, ceritanya hari ini aku dapet izin buat ngambil laptop. Sejujurnya, banyyaaaaakkk banget yang pengen aku ceritain. Tapi mungkin ngga semuanya bisa diceritain sekarang. Time is money brother. Kalo blogger bisa automatically typing dari apa yang kita ucap, mungkin bisa banyak tappii--weslah.

1. Okay, jadi setelah libur lebaran kemarin, aku dan teman2 kelas sebelas dibagiin divisi osis masing-masing. Dan, ternyata aku dapet divisi Tsaqofah Islamiyah (QOFI). DAN LANGSUNG JADI CEO! Gils,maan. Div. Qofi ini divisi yang bergerak dibidang ketsaqofahan dan kebahasaan. Divisi yang berat aku bisa bilang. Ya gimana engga, kerjaannya yang ngasih punish. Pasti disebelin sejuta umat. Tapi ya, itu amanah, kan. Kalo kata Kak L.A, masuk ke Qofi itu ibaratnya udah separo basah. Karena mau engga mau, pasti kita dipaksa buat bikin 'yang bersalah' jera. Dari pada separoh basah, mending sekalian nyemplung aja, bener2 kerja. Biarlah mau dibenci kek, diomongin kek, dicemooh, yang penting niat kita ingin melahirkan sebuah perbaikan. Etdaaaah :--D Ditambah lagi anak-anak pada milih gue jadi ketua kelas ya, Jadi, belakangan ini hari-hari yang cukup melelahkan buatku pribadi.


2. BESOK KITA LKMM! Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Menengah! Besok bray! LKMM ngapain? LKMM itu sejenis KKN tepatnya. Tapi lebih keren LKMM lah.wkuwk.
last yr
Jadi besok itu, kita satu angkatan berangkat ke Garut. In order to solving problems there. Kita akan dipecah kedalam beberapa kelompok, terus melakukan analisis SWOT alias Strength, Weakness, Oportunity, and Treats. Materi atau teknik analisis ini udah kita dapatkan seminggu yang lalu. Nggak sekedar SWOT-nya, tapi juga Manajemen Strategis. Bagaimana cara kita merumuskan masalah, berpikir cerdas guna mencapai tujuan, memperhatikan kendala SD Manusia, SD Fisik, SD Organisasi,ecetera. Dan you must know thaat, materi itu semua adalah materi yang seharusnya ditujukan bagi mahasiswa manajemen S2! But we got that. Just like that. Kata Pak Karebet, pemateri, materi ini biasanya dilakukan dalam beberapa kali pertemuan untuk mahasiswa. Namun kami berhasil merangkum seluruh materi tersebut hanya dalam satu hari full, pagi hingga sore. Its so something I think. Dan, karena acara ini bersifat DARI SISWA,  OLEH SISWA, DAN UNTUK SISWA, yang melakukan fundrising juga kita! You must kno that, total kebutuhan kita adalah Rp.23 jutaan! Its so something I think-again-to get millions only in a week more. Jadi kita semua kemaren udah nyebar nyari donatur/sponsor plus nyari dana kreatif. Kebetulan kemaren aku dapet tugas ''nyari duit'' hari Rabu. Aku perginya sama Makey. Kita keliling Bogor, bung! Dari pintu ke pintu. Kita ke Graha Pena, ke Depo Bangunan, ke Lapis Bogor dan masih banyak lagiiiii. Kemaren Makey sama Salmaz malah pergi ke Jakarta, demi kesuksesan bersama, brothersss!!! We're really on fire. Dan semalem, puncaknya kita doing creativity fundrising. Kita ngadain layar tancep, terus jualin makanan. Mulai dari omelet, cireng, sampe chattime jadi-jadian kita jualin semua! WKWKW! Tapi ya itu dia nilainya. Latihan Kepemimpinan itu paling penting adalah pada proses menuju ke hari-H nya. Dimana kita dipaksa buat ngejaga mood stabil, sementara tuntutan sekolah-boarding juga segunung, tuntutan dana numpuk, proker OSIS harus tetep jalan, ibadah juga ngga lewat, its so something, isn't it? Offcourse yes! Dan doain aja mudah2n besok acara kita lancar, dan apapun rekomendasi atau saran yang kita berikan untuk warga di Garut nanti dapat diterima bahkan dilaksanakan dengan baik. Amiin. Kita semua sekarang meluruskan niat untuk membantu warga disana, bukan untuk having fun, atau siap2 hunting the best candid for the newest ava later. LURUSKAN NIAT!
last year lkmm. Tea's everywhere.

3. Tanggal 21-24 Agustus kemaren, aku pergi ke Jogja! Wuhiiiiiiii. Yap, but thats not a tour. Aku ke Jogja dalam rangka Penyegaran Duta Sanitasi 2010-2013. Disana aku bener2 nostalgia sama yang namanya Jambora Sanitasi, beserta temen2nyaaa. Huhu. But thats not the point. Kita disana dikasih materi2 kesanitasian lagi yang rata2 sudah dikasih detilnya tahun 2012 lalu. Di malam pertama, seluruh peserta acara menyusun program kerja individu mengenai target2 yang akan dicapai selama dua tahun kedepan. Itu berat banget, beneran. Karena mau nggak mau, kita harus janji untuk melaksanakannya. But I did it, and pray me luck to make everything true. Kita diajarin teknik Canon sama Pak Cahyo disana. Seru banget. Pak Cahyo juga ngasih motivasi yang in banget buat kita semua, bahwa DUTA adalah Disiplin, Usaha, Terampil, dan Aktif. Kita juga dijelaskan perencanaan IIWW or Indonesia International Water Week, where only choosen students that can join that program. Disana kita dibagi kedalam beberapa kelompok. Aku masuk kelompok satu, bareng Ressa, Asay, Retno, Gia, Alin, and others. Dan kita dapet juara ketiga! Yihau. Kita jalan-jalan juga ke Prambanan dan Desa Sukunan. Di Prambanan we took a lot of pictures. Its cool. Di Desa Sukunan, kita diajarin gimana caranya bikin biopori sederhana, kompos konvensional, kita juga diajarin cara merangkai sampah jadi tas dan aksesoris lainnya. Di malam kedua, kita, duta sanitasi per angkatan memberikan persembahan atau pentas seni. Buat aku pribadi, yang paling keren itu angkatan 2010. Mereka bikin drama singkat, pake puisi-puisi, dan lampu auditorium dimatiin, dan cuma diterangi oleh lilin-lilin.Tahun nya aku, 2012, nampilin drama musikal gitu. Ada yang BABs, terus dinasehatin, endingnya kita nyanyi lagu PEDULI SANITASI. Malam terakhir penutupan, kita semua berikrar. Memfix-kan program kerja. It was really cooool, I sweaar! I miss every single moment of that event. Dan sekarang gue harus mulai melakukan semua program itu. Yang terpenting, mudah2an kita semua, setiap Duta Sanitasi bisa melaksanakan program sebaik mungkin. SANITATION FOR A BETTER FUTURE.


4. Aku lagi motivated bgt sama Mas Adit, sepupu aku. Mau cerita dikit ya, biar kita semua termotivasi. Jadi Mas Adit itu setahun yang lalu baru lulus excellent dari Physic di National University of Singapore. Terus sempet jadi asdos disana. Dan sempet pulang sebentar ke Jogja langsung ditarik sama ayahnya, Pakde Pekik, yang juga dosen UGM, jadi dosen konsultan disana. Tapi, karena kemaren dia di NUS dapet beasiswa ASEAN Undergraduated Schoolarship if I dont mistaken, dimana penerima beasiswa diharuskan kerja sama Singapura selama 6 tahun setelah lulus dari University. Well, Mas Adit balik ke Singapura. Tapi Mas Adit ini begitu tertarik sama yang namanya pendidikan. So, nanti Januari 2015, dia mau kuliah lagi langsung S2 sekaligus S3. Tapi biaya masuknya Rp.300jt. So, skrg dia masih kerja di Singapore buat ngumpulin duit biar bisa lanjut belajar lagi. Cita-cita Mas Adit itu pengen berada dipuncak tertinggi standard pendidikan. Its cool. Pengen banget bisa kayak Mas Adit. There is a win if there is a will. Asalkan niatnya emang lurus, ngga belok2 selama diproses, pasti kita semua bisa. Doakan ya mudah-mudahan apa yg dicita2kan Mas Adit bisa terwujud, amin. He'll get what he's focus on.


Intinya WE ARE REALLY ON FIRE NOW. SO LOTS TARGETS. PRESSURES. BUT WE HAVE TO SHOW UP. WE NEED TO CLIMB THE WORLD, NOT FOR THE WORLD CAN SEE US, BUT FOR WE CAN SEE THE WORLD.
Kerendahan Hati-Taufiq Ismail

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
Yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
Memperkuat tanggul pinggiran jalan


Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air


Tidaklah semua menjadi kapten
Tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
Rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri


Aku pertama kali tahu puisi ini ketika kelas 2 SMP. Tepatnya ketika aku mengikuti seleksi Duta Sanitasi Provinsi 2012 lalu. Pada hari penentuan, yakni hari penulisan karya tulis, hari pembuatan poster, hari penyuluhan/presentasi, sekaligus hari penentuan. Kak Firil tiba-tiba memanggilku, dan menyuruhku mempersiapkan diri untuk membacakan sebuah puisi. Kak Firil memberiku puisi ini. Waktuku hanya sepuluh menit untuk mencerna kalimat ini. Setelah kemudian aku harus membacakannya dihadapan seluruh peserta, dewan juri, dan bahkan tamu undangan (apasih, Riz, sok spesial amat, haha).

Dan, the showtime was came...
Dan, kali ini aku cuma pengen men-share puisi ini kepada kalian. Hingga sekarang, aku masih belum bertanya kenapa waktu itu Kak Firil memilih puisi ini. Entah sebagai motivasi bagi peserta yang nantinya tidak berhasil atau apa.

Yang jelas, puisi ini mengajarkan kita sesuatu. Sesuatu yang mungkin akan dilihat berbeda dari setiap kacamata individu.

Bagi sebagian orang, puisi ini bermakna, 'Janganlah kita membanding-bandingkan sesuatu atau mungkin seseorang dengan yang lainnya. Hanya karna dimata kita si A lebih blablabla, si B tidak bisa blablabla. Padahal landasan kita berucap seperti itu hanyalah kasat mata kita'.

Bagi sebagian orang, puisi ini bermakna, 'Jangan berputus asa atas apa yang telah digariskan. Karena kapal raksasa yang mewah sekalipun tetap membutuhkan awaknya agar dapat berjalan. Mengajari bagaimana kita harus bersyukur atas apa yang telah menjadi ketetapan-Nya'.

Bagi sebagian orang, puisi ini bermakna, 'Tetaplah berikhtiar untuk mencapai tujuan kita. Berusahalah terus untuk mempersembahkan yang terbaik. Menjadi jalan raya mulus yang juga mengantarkan orang-orang menuju mata air. Hingga hidup kita tak akan dipenuhi dengan kepasrahan'.

Dan bagi sebagian lainnya, puisi ini bermakna, sesuatu yang mereka pahami yang tidak dapat aku tulis.


Jadilah dirimu.
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri.

We will not go down.
In the night, without a fight.
You can bunrs up our mosques and our homes and our schools.
But our spirits, will never die.

Teman-teman semua pasti sudah nggak asing lagi sama lirik lagu tersebut. Ya, sekarang ini media2 informatika sedang ramai-ramainya memberitakan kejadian yang kita semua sudah tahu bersama. The terrible one. Penjajahan tanah Palestrina oleh tentara Israel.

Dan pada kesempatan kali ini saya mau berbagi sedikit tentang hal tsb. Mdh mdhan tman-teman semua nggak bosan.

Pernah nggak kamu ngebayangin gimana rasanya kalo kamu berada di Palestine saat ini? Menjadi satu dari sekian banyak remaja disana. Teman-teman kita disana dibantai habis-habisan. Mereka bangun dari tidur (tak) nyenyak penuh rasa syukur. Tahajud berkali-kali, bersyukur Allah swt berkenan membangunkan mereka dari mati singkat.
Percaya nggak teman, yang mereka syukuri bukanlah umur panjangnya. Tapi mereka bersyukur Allah masih mengizinkan mereka berjihad hari itu.

Compare that!
Kita disini bangun saja ogah-ogahan. Apa pernah sih kita ketika membuka mata tiba-tiba langsung mengingat Allah? Saya kira kebanyakan dari kita adalah langsung mencari smartphone. Atau senormal-normalnya, melihat jam lantas tidur kembali! Sementara teman-teman kita di Gaza, boro-boro nyari handphone, nyari orangtua masing-masing aja ngga pernah bisa.
_64205642_i67vglat




Saudara-saudara kita di sana sahur penuh rasa deg-degan. Juga bersalah. Merasa bersalah apabila ternyata mereka mendapati ada saudara mereka yang lebih menderita yang belum makan sahur. Belum lagi jika tiba-tiba rudal-rudal biadab menghantam tanah mereka. Menghancurkan masjid-masjid, rumah, dan sekolah-sekolah dalam satu waktu! Kebayang nggak sama teman-teman semua jika kita ada disana?

Udara diatas tanah mereka yang terus menyempit semakin menyesakkan dada. Debu, asap, reruntuhan, puing-puing, bau mesiu, semua campur aduk dalam satu. Mereka tetap puasa, Kawan. Bahkan mereka terus berpikir bagaimana lagi harus menghancurkan zionis kejam dari Palestine. Mereka nggak pernah takut sama senapan-senapan yang digenggam tentara Israel laknatullah. Atau bahkan tank-tank raksasa serta pesawat-pesawat yang dengan cepatnya melepas bom-bom seperti meludah ke dasar sumur. Teman-teman kita disana tidak pernah ketakutan!


Compare that!
Kita disini justru takut ketahuan bolong puasamya. Diam-diam nongkrong di Lotte, memtang-mentang kalo ramadhan restaurant-restaurant pada dikordenin, alias tertutup. Gimana kalo kita dihadapkan sama senapan-senapan canggih Israel? What we gonna do? Screaming and run?

Saya berani mengatakan betapa kejamnya dunia terhadap Penjajahan Gaza ini. Kalian tahu apa penyebab Israel menyerang Gaza? (Baik, kalian semua harus lebih sering membaca! Buka wawasan! Jangan cuma baca fanfic!). Israel menjajah Palestine karena menginginkan tanahnya. Menurut kepercayaan Israel, tanah tersebut adalah tanah yang telah dijanjikan untuk mereka. It doesn't make any sense, is it?! Lantas dimana United Nation saat ini?! Bukankah ke-tidak rasional-al Israel ini sudah menjadi rahasia umum?! Dimana Amerika dan Rusia yang katanya superpower. Bukankah seharusnya mudah bagi kedua negara ini untuk menghentikan Israel? Kemana para penguasa negri minyak dunia? Mereka malah menutup terowongan-terowongan underground dengan alasan takut narkoba menyebar luas. Halah! Bulshiyyy! Amerika yang katanya penganut Hak Asasi Manusia sejati nyatanya malah membantu Israel! MEMBANTU MENGHABISI PALESTINA! Mau minta tolong ke siapa? PBB?! Halah, tai kucing! PBB itu bonekanya Amerika! Bego kalo minta tolong sama yang bikin kita minta tolong! Ya ngga sih!?


Dan pertanyaan untuk kita sendiri, dimana ummat Islam saat ini? Bukankah setiap muslim adalah saudara? Bukankah jika satu bagian dari tubuh kita sakit, maka yg lainnya juga sakit? Dimana tentara muslimnyaaaaa?!!! Indonesia dengan mayoritas ummat muslimnya sedang dimana saat ini? Sadarkah kita bahwa zionis itu tidak prnah ramah. Mereka  tidak hanya mengambil hak orang lain, but they kicks Palestians out. Beats them and kills any Palestian who is daring themselves to attack..

Kita butuh khilafah untuk membuat segalanya lebih baik! Daulah khilafah itu solusi terbaik... Dimana khalifah yang menjabat akan mengarahkan telunjuknya ke arah tentara-tentara muslim, memerintahkan mereka untuk perang. Menang, selesai!
Bayangkan kalo sekarang! Jangankan mau ngirim tentara, doa aja engga kita teh! Lebih peduli sama pemilu yang nyatanya banyak menimbulkan kontroversi. Lebih peduli kue-kue lebaran. Atau bahkan percon dan kembang api yang cuma jadi mimpi buat anak-anak Palestians.
They were playing 'jungkat-jungkit'
They are only children! Like the other children!
Could you still laughing to see this picture?

Teman, mari kita peduli terhadap tragedi yang menempa saudara-saudara kita di Gaza.
Sebar luaskan berita mereka. Sebarkan kepada dunia betapa mereka butuh bantuan kita.
Sebarkan kepada dunia betapa bejatnya Israel dan segenap sekutunya.
Sebarkan kepada teman-teman kalian, bahwa berdirinya Khilafah Islamiyah adalah solusi terbaik.
Kirimkan doa-doa kepada mereka yang mudah-mudahan jajaran langit mendengar.
Kirimkan bantuan harta, medis dlsb dari pada tidak sama sekali. Mudah-mudahan Allah menilai niat dan kesungguhan kita.

Heal the world.
Make it a better place. For you and for me and the entire of human race.

Soldiers are dying, Children are cryin,
Some people don't have a home.
I close my eyes, and,
Pray.



Bagi saya pribadi, ini bukanlah tanggungjawab Umat Islam semata.
Yang membela Palestina pun bukan hanya orang muslim.
Ini tanggungjawab seluruh umat manusia.
Karena lepas dari urusan keyakinan,
INI MASALAH KEMANUSIAAN!
Subscribe to: Posts ( Atom )

About Me

My photo
Rizka Nurul Afifa
wide-eyed wanderer that easily enchanted.
View my complete profile

Visitors

Friends

Latest Comments

Blog Archive

  • ►  2020 (7)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2017 (12)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (7)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2014 (23)
    • ▼  December (2)
      • Surat dari Augustus ke Van Houten -TFIOS
      • SMAIT Insantama Berwisata Sekaligus Belajar Bisnis
    • ►  November (1)
      • Pra-LKMA 1 : Kunjungan ke IEYI dan Bakrie's Group ...
    • ►  October (2)
      • Sinopsis dan Review: Front of the Class (A Damn-Go...
      • Everybody is Journalist! (Syarat Utama Menjadi Jur...
    • ►  September (2)
      • Sinopsis dan Review Film : SNOWPIERCER
      • WE ARE ON FIRE NOW
    • ►  August (1)
      • Puisi Kerendahan Hati
    • ►  July (3)
      • Bukan Pertikaian, Melainkan Penjajahan!
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (32)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (5)
  • ►  2012 (37)
    • ►  December (6)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (6)
    • ►  January (7)
  • ►  2011 (48)
    • ►  December (21)
    • ►  November (11)
    • ►  October (6)
    • ►  September (2)
    • ►  June (8)
Rizka Nurul Afifa. Powered by Blogger.

Popular

  • Arti NIM, Daftar Fakultas, Rincian Cluster dan Mata Kuliah Mahasiswa PPKU alias TPB di IPB
    Ngomong-ngomong soal mahasiswa baru, pasti kita semua setuju sebagian besar dari ‘mereka’ adalah anak-anak fresh graduate (from high s...
  • Fowkes.
    So today I decided to say good bye to instagram. For a year (perhaps). Sebenernya engga ada alasan khusus. Waktu UAS kemaren udah sempet ny...
  • Resolusi Tahun Baru, Lagi
    Jujur aja, rasanya bosen banget menghadapi tahun baru yang itu-itu aja. Bukan, bukan karena setiap tahun baru aku selalu di rumah. Itu mah ...
  • Cara Mengetahui Stalker Twitter dan Facebook
    Yeeyhaaa! Blogger kempeng ini balik! Em, kali ini gue mau ngeshare ilmu aja,hueheh. Setelah sekian lama engga ngecheck stalker, semalem gue...
  • Islamic Civilization Conference at Sentul International Convention Center
    “SICC, make some noiiisseeeeee!” Begitulah biasanya guncangan yang terdengar dari gedung SICC alias Sentul International Convention Cent...

Instagram

Categories

ART (46) Cerpen (7) Class (18) Events (40) Film (26) From my eyes (78) IPB (19) Inspiratif (47) Islami (19) Japan (2) Learn (56) News (25) Novel (4) Pramuka (20) Spirit (67) Story (20)



Search

Copyright 2014 art of life.
Designed by OddThemes